ZAMBOANGA, (Panjimas.com) – Syaikh Aidh al-Qarni, Ulama terkemuka Saudi ditembak dan terluka dalam sebuah insiden penembakan dalam agenda dakwahnya di sebuah Universitas di Zamboanga City, Filipina pada hari Selasa malam (01/03/2016), seperti dilansir oleh Mindanao Examiner.
Syaikh Aidh al-Qarni yang memiliki lebih dari 12 juta pengikut di Twitter, ditembak saat meninggalkan sebuah forum Islam di auditorium sekolah sekitar pukul 8:30 malam hari oleh seorang pria yang menghadiri pidato itu, kata juru bicara Kepolisian Inspektur Helen Galvez, mengutip Reuters
Pihak Kepolisian mengatakan bahwa Syaikh al-Qarni baru saja menyampaikan ceramah umum ketika kemudian seorang pria keluar dari kerumunan dan melepaskan tembakan dengan pistol Kaliber 45.
Polisi yang bertindak sebagai pengawal keamanan Syaikh Aidh al-Qarni kemudian melakukan tembakan balasan hingga penyerang itu tewas.
Inspektur Helen Galvez mengatakan bahwa pria bersenjata itu tampaknya adalah seorang Filipina, sementara itu 2 warga Zamboanga lainnya, kemudian ditangkap setelah saksi mata mengatakan mereka bersama dengan penyerang.
Syaikh Aidh al-Qarni segera dilarikan ke Rumah Sakit setelah penembakan itu dan beruntung beliau tidak mengalami cedera yang mengancam kehidupannya, kata juru bicara Kepolisian Zamboanga Inspektur Senior Helen Galvez.
“Dia telah keluar dari bahaya,” kata Inspektur Galvez kepada AFP melalui sambungan telepon.
Sementara itu menurut keterangan tertulis yang resmi oleh Duta Besar Saudi di Filipina tertanggal 21/5/1437 H, Syeikh Aidh al-Qarni ditembak oleh seseorang di kota Zamboanga yang terletak sejauh 859 km, sekitar 1,5 jam perjalanan pesawat dari ibukota Manila.
Kedutaan Saudi di Filipina mengatakan bahwa Insiden penembakan terjadi ketika beliau berada dalam mobil sekembalinya dari ceramah umum yang disampaikan disana, kemudian seorang pria mendekati mobil Syaikh al-Qarni dan menembaknya, hingga Syaikh al-Qarni terluka di bagian lengan.
Berbeda dengan versi Kedutaan Saudi, laporan Kepolisian setempat mengatakan bahwa Syaikh Aidh al-Qarni ditembak di bagian bahu kanan, lengan kiri dan dada sementara rekannya, Atase Kedutaan Saudi di Filipina, Sheikh Turki Assaeg terluka di bagian paha kanan dan kaki kirinya, mengutip AFP.
Namun pernyataan Kedutaan Saudi kemudian mengatakan rekan Syaikh al-Qarni tidak ada yang terluka.
Pihak Kedutaan Saudi di Filipina segera mengirimkan pesawat khusus untuk penulis buku best seller internasional “La Tahzan” itu, memindahkan Syaikh al-Qarni ke Manila agar mendapatkan perawatan intensif.
Menurut rilis Kedutaan Saudi di Filipina, dipastikan tidak ada pengawal beliau yang terkena tembakan apalagi dikabarkan meninggal hingga 5 orang seperti yang tersebar di beberapa media.
Pihak Kedutaan Saudi di Manila dalam rilisnya mengatakan bahwa Syaikh Aidh al-Qrani mengunjungi kota Zamboanga atas undangan dari asosiasi Islam setempat. “Syaikh Aidh al-Qarni tiba di Filipina memenuhi undangan ceramah dari masyarakat di Zamboanga, kota besar di daerah otonomi muslim Mindanao (Autonomous Region in Muslim Mindanao)”, demikian rilis Kedutaan Saudi di Manila.
Media-media Saudi menjelaskan bahwa Syaikh Aidh al-Qarni sebagai seorang Ulama senior Saudi, Dai dan juga penceramah terkemuka yang memiliki lebih dari 12 juta pengikut di Twitter.
Dalam bukunya “Awakening Islam”, Akademisi Perancis, Stephane Lacroix memasukkan nama Syaikh al-Qarni sebagai Dai Saudi “yang paling terkenal”.
Ulama Saudi Sebut Syiah Otak Penyerangan
Syeikh Shalih al-Munajjid, Ulama Besar Saudi pengasuh situs fatwa https://islamqa.info/ mengatakan bahwa otak dari kejadian penembakan tersebut adalah kelompok Syiah. Seperti dilansir oleh situs LPPI Pusat, dalam akun twitternya malam pasca insiden penembakan terjadi beliau menulis, “Kejahatan Syiah sampai juga ke agenda-agenda dakwah oleh para Dai Islam yang dilaksanakan di negara-negara Islam yang sangat jauh. Sebagaimana yang terjadi hari ini di Asia Tenggara.
Lebih lanjut menurut laporan situs LPPI Makassar, perkembangan Syiah di kota Zamboanga adalah yang paling pesat di Filipina. Menurut situs Aktifitas mereka di kota Zamboanga meliputi markaz, Masjid, Madrasah, dai-dai, kunjungan Ulama Syiah Iran, kegiatan dan cara penyebarannya.
Selain itu Ulama Saudi lain, Syaikh Abdel Rahman Nassar juga menuding Iran berada dibalik upaya pembunuhan Syaikh Aidh al-Qarni, seperti dilansir oleh Jerussalem Post.
Melalui akun twitternya, Syaikh Abdel Rahman Nassar mengatakan, “Iran tidak ingin mendapat saingan di Filipina, maka mereka meneror para penceramah sehingga mereka dapat men-syiah-kan rakyat Filipina.”
Syaikh Nassar juga mengungkapkan bahwa dalam kunjungannya Syaikh al-Qarni berceramah tentang eksistensi Syiah di Filipina.
Jika pernyataan Syaikh Nassar terbukti benar, maka ini merupakan bukti nyata Rezim Syiah Iran mengekspor konfliknya dengan Arab Saudi ke arena Asia Tenggara.
Minggu lalu, sebuah surat kabar Filipina telah mengungkap sebuah konspirasi tentang rencana seorang warga Iran yang akan membajak dan meledakkan pesawat komersil milik Saudi. Berdasarkan laporan Kedutaan Saudi di Filipina, pihak Kedutaan Manila telah memperingatkan Menteri Luar Negeri Filipina mengenai scenario pasukan Garda Revolusi Iran disana, demikian dilansir oleh JPost. [IZ]