YERUSALEM, (Panjimas.com) – Otoritas Palestina pada hari Ahad, (28/02/2016) mengatakan bantuan keuangan langsung oleh Iran kepada keluarga Palestina yang gugur dalam gelombang kekerasan selama 5 bulan terakhir tidak akan diterima, sebagaimana dilansir oleh AFP.
Teheran mengumumkan bantuan keuangan pekan lalu yang rencananya akan ditawarkan kepada keluarga Palestina yang gugur dalam gelombang kekerasan yang meletus sejak bulan Oktober, namun Otoritas Palestina mengatakan bahwa bantuan tersebut harus mengikuti jalur resmi.
Juru bicara Kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeina, seperti dikutip oleh media lokal Palestina, mengatakan bahwa dengan melewati kewenangan pihak otoritas Palestina dalam membagi-bagikan dana tersebut, merupakan gangguan ilegal dalam urusan internal Palestina.
Mengutip Al Arabiya, Iran harus “mengirim bantuan keuangannya melalui jalur resmi ke Otoritas Palestina atau Yayasan Syuhada dan Tahanan daripada mengandalkan rute informal dan tidak langsung,” kata Abu Rudeina.
Duta Besar Iran untuk Lebanon, Mohammad Fathali, mengatakan hari Rabu (24/02/2016) bahwa Teheran akan menawarkan $ 7.000 dolar untuk masing-masing keluarga Palestina yang gugur dalam “Intifada Yerusalem”.
Iran juga akan memberikan $ 30.000 dolar kepada keluarga Palestina yang rumahnya telah dihancurkan oleh Israel, karena anggota keluarga mereka dituduh melakukan serangan anti-Israel, pernyataan Dubes Iran untuk Libanon pada konferensi pers di Beirut.
Uang yang dijanjikan ini selain berupa bantuan bulanan yang dibayar sejak tahun 1987 oleh sebuah lembaga Iran untuk para keluarga Palestina yang gugur, katanya.
Sejak Oktober tahun lalu, Gelombang kekerasan dan bentrokan di Israel dan wilayah Palestina telah menewaskan 177 warga Palestina serta 28 warga Israel, seorang warga Amerika, seorang warga Sudan dan seorang warga Eritrea, demikian menurut laporan AFP.
Sebagian besar warga Palestina yang tewas dalam kekerasan itu dibunuh oleh pasukan Israel saat mereka dituduh membawa pisau, atau senjata serta melakukan serangan dengan menabrakkan mobilnya, menurut pihak berwenang Israel.
Korban lainnya ditembak mati oleh pasukan Israel selama bentrokan dan demonstrasi berlangsung.
Ahli Ekonomi Palestina telah mempertanyakan apakah Iran akan mampu mendistribusikan bantuan keuangan tersebut kepada keluarga secara langsung melalui bank karena dapat dianggap sebagai “pendanaan terorisme.”
Sehari setelah pengumuman Iran, Israel mengecam keputusan tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan tindakan itu menunjukkan Teheran “terus membantu terorisme.” [IZ]