JAKARTA, (Panjimas.com) – Kementerian Agama hari, Senin (29/02/2016) hingga dua hari mendatang menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Tahun 2016 di Jakarta. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta agar forum Rakernas ini menjadi momentum bersama untuk mengevaluasi pelaksanaan program kerja 2015, membahas isu-isu aktual, utamanya yang berdampak luas pada kehidupan keagamaan dan kemasyarakatan, serta merumuskan rekomendasi dan solusi konkrit berupa program unggulan yang dapat menjawab persoalan aktual.
“Kementerian Agama harus hadir, baik secara fisik maupun fungsi yang dijalankannya dalam kehidupan kebangsaan. Para pejabat dan aparatur Kemenag harus dapat mengambil peran untuk menjembatani antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada,” kata Menag. Melalui release yang diterima redaksi Panjimas.
“Semua program Kementerian Agama, baik di bidang bimbingan kehidupan dan kerukunan, layanan keagamaan, pendidikan agama dan keagamaan, serta penyelenggaraan ibadah haji, harus bermuara pada semakin dekatnya umat dengan ajaran agama yang dianutnya,” tambahnya.
Dijelaskan Menag, capaian sasaran strategis Kementerian Agama pada tahun 2015 mencapai nilai rata-rata sebesar 115,59% atau kategori Sangat Baik. Sasaran yang menunjukan capaian sangat baik itu antara lain: 1) meningkatnya harmoni sosial dan kerukunan intra dan antar umat beragama; 2) meningkatnya mutu penyelenggaraan haji dan umrah yang transparan, efisien, dan akuntabel (ditandai dengan meningkatnya kepuasan jamaah berdasarkan survei BPS); dan 3) terselenggaranya tata kelola pembangunan bidang agama yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
Selain itu, capain yang Sangat Baik juga ditandai dengan meningkatnya angka partisipasi pendidikan, menurunnya jumlah siswa yang tidak melanjutkan pendidikan, serta meningkatnya jaminan kualitas pelayanan pendidikan.
Namun demikian, Menag mengakui masih ada beberapa capaian sasaran strategis yang masih dalam kategori BAIK saja, yaitu: 1) pemberian manfaat Kartu Indonesia Pintar (KIP); 2)meningkatnya kualitas dan akuntabilitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan, terutama dalam indikator peningkatan penerimaan zakat; dan 3) meningkatnya kualitas dan ktersediaan bimbingan dan fasilitas keagamaan, teruta pemenuhan KUA dengan standard pelayanan yang memadai.
Terkait dengan itu, Menag meminta agar langkah perbaikan pelaksanaan program dan kegiatan di tahun 2016 perlu MEMBERI PERHATIAN atau FOKUS pada peningkatan layanan administrasi pernikahan dan penguatan kerukunan umat beragama. “Penanganan isu-isu aktual secara cepat dan tepat, serta penanggulangan bahaya radikalisme dalam agama harus mendapat perhatian lebih,” terang Menag.
Selain itu, peningkatan persentase sertifikasi guru dan dosen juga harus lebih diperhatikan pada tahun 2016. Tidak kalah pentingnya juga adalah peningkatan kualitas tenaga penyuluh, serta optimalisasi teknologi informasi dan komunikasi dalam layanan keagamaan.
Terkait reformasi birokrasi, Menag mengingatkan aparaturnya agar mengaktualisasikan lima nilai budaya kerja Kementerian Agama, yaitu: integritas, profesionalitas, inovatif, tanggung jawab, dan keteladanan. “Setiap promosi dan mutasi pejabat, pusat dan daerah, tidak ditumpangi kepentingan lain yang merusak sistem karir dan tatanan birokrasi,” tandasnya.
Rakernas tahun 2016 ini mengusung tema “Meneguhkan Revolusi Mental Untuk Kementerian Agama yang Bersih dan Melayani”. Diikuti tidak kurang dari 300 peserta yang terdiri dari pejabat pusat, Kakanwil Kemenag Provinsi, dan pimpinan PTKN, rakernas yang berlangsung dari 29 Februari – 2 Maret ini akan membahas sejumlah isu penting, yaitu:
Pertama, Reformasi Birokrasi Kementerian Agama dalam kerangka peningkatan manajemen kinerja. Proses ini diawali dengan evaluasi program oleh Sekjen, dilanjutkan dengan arahan Menpan dan RB, serta dikuatkan dalam skema sidang komisi guna merumuskan sejumlah program rumusan tata kelola yang lebih baik di 2016, khususnya dalam perencanaan, regulasi, dan penyaluran bantuan sosial. (Selasa, 01/03)
Kedua, penguatan layanan keagamaan, khususnya dalam pencegahan dan penanggulangan ekstrimisme dan radikalisme. Dijadwalkan akan hadir sebagai narasumber Menko Polhukam. Sidang komisi layanan keagamaan akan membahas sejumlah isu aktual, antara lain: deradikalisasi paham keagamaan, kerukunan dan toleransi beragama, LGBT, KUA, termasuk haji dan umrah. (Selasa, 01/03)
Ketiga, peningkatan kualitas layanan pendidikan yang akan membahas strategi peningkatan pelaksanaan Program Indonesia Pintar, regulasi pengangkatan pimpinan PTKN, serta jalinan kerjasama internasional. [RN]