JAKARTA, (Panjimas.com) – Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil menginginkan pembentukan Kaukus Parlemen untuk Rohingya mengingat masih terdapat sebanyak 11.914 pengungsi muslim dari Rohingya yang menunggu kepastian hidupnya dari pemerintah Myanmar.
“Isu terkait pengungsi muslim Rohingya kini seolah menguap dari permukaan, padahal sebanyak 11.941 pengungsi muslim Rohingya di Indonesia masih menunggu kepastian nasib hidupnya,” kata Nasir Djamil dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (25/2/2016). Seperti dilansir antaranews.
Di sisi lain, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu sangat mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Aceh dalam upaya pemulihan hak warga muslim Rohingya.
Hal tersebut, lanjutnya, dapat dilihat dari adanya tempat penampungan sementara yang disediakan oleh pemerintah Aceh di tiga tempat, yakni di Aceh Utara, Aceh Timur, dan Langsa.
Namun sayangnya, ia berpendapat, bahwa pemerintah Myanmar masih lambat dalam merespons tragedi kemanusiaan itu sehingga perlu adanya desakan dan kecaman terkait permasalahan tersebut.
“Sebagai bentuk keprihatinan, desakan terhadap dunia internasional dan kecaman terhadap tindakan Pemerintah Myanmar, perlu dibentuk Kaukus Parlemen Rohingya,” katanya.
Menurut dia, kaukus itu akan bertindak seperti Kaukus Parlemen untuk Palestina di tahun 2006 dalam merespon isu-isu internasional antar kedua negara.
Sehingga, Nasir berharap pembentukan Kaukus Parlemen untuk Rohingya bisa menjadi jembatan dalam mewujudkan langkah-langkah bilateral Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Myanmar yang telah dan akan dilakukan.
Sebelumya, diberitakan bahwa tiga peneliti dari Jepang berkunjung ke barak pengungsi imigran Rohingya di Blang Adoe, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, untuk meneliti kehidupan etnis Rohingya yang terdampar tahun lalu di Aceh.
Media Relation Komite Nasional Untuk Solidaritas Rohingya (KNSR) Zainal Bakri di Lhokseumawe, Sabtu (6/2), mengatakan keberadaan tiga peneliti tersebut ditambah satu orang wartawan dari NHK Jepang, selama dua hari 5-6 Februari 2016.
Para peneliti tertarik untuk mengetahui lebih mendalam tentang konflik yang diderita para pengungsi Rohingya serta penanganan mereka setelah tiba di Provinsi Aceh, Indonesia. Selain di Desa Blang Adoe, Aceh Utara, para pengungsi Rohingya juga ditampung di Bayeun, Aceh Timur, Kuala Langsa dan Lhok Bani, Kota Langsa. [RN]