JENEWA, (Panjimas.com) – Pembicaraan perdamaian konflik Suriah di Jenewa yang sesuai rencana dijadwalkan pada hari Kamis (25/02/2016) telah tertunda, kata seorang pejabat PBB, hari Selasa (23/02/2016).
Pembicaraan damai mengenai masa depan konflik Suriah tersebut telah ditunda dikarenakan “alasan-alasan teknis dan logistik”, demikian menurut seorang pejabat PBB mengatakan kepada Anadolu Agency.
Namun, Pejabat PBB itu tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang kapan pembicaraan damai tentang konflik Suriah itu akan dilanjutkan.
Sebagaimana diketahui, Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura telah mengumumkan “waktu jeda sementara” dari pembicaraan damai pada 2 Februari 2016 mengacu pada pertempuran intensif di Suriah dan kemudian telah menetapkan bahwa tanggal 25 Februari merupakan waktu yang tepat untuk memulai kembali pembicaraan kedua belah pihak di Jenewa.
Penghentian pertempuran dijadwalkan berlaku mulai hari Sabtu mendatang, sementara AS dan Rusia telah mengumumkan pada hari Senin (22/02/2016).
Sementara perjanjian gencatan senjata itu dikecualikan terhadap kelompok Islamic State (IS), dan Jabhat Nusra, afiliasi Al Qaeda.
Pembicaraan damai Jenewa ini bertujuan untuk mengakhiri perang yang telah memasuki tahun ke-5 di Suriah, yang telah menyebabkan lebih dari 250.000 kematian dan membuat lebih dari 11 juta orang terpaksa mengungsi.
Sementara itu berbeda dengan angka PBB, laporan SCPR yang dirilis pada hari Kamis (11/02/2015), menegaskan bahwa 470.000 warga Suriah telah tewas dan 1.900.000 lainnya mengalami luka-luka, cedera baik fatal maupun ringan dalam konflik yang telah memasuki tahun ke-5 itu. Meningkatnya jumlah warga yang tewas dan terluka secara signifikan ini disebabkan menyusul keterlibatan serangan-serangan massif aktor-aktor lain seperti militer Rusia, pasukan IRGC Iran dan milisi Syiah Hezbollah. [IZ]