NIKOSIA (Panjimas.com) – Masjid bersejarah Denya di Republik Siprus telah dibakar dan kondisinya kini benar-benar hancur, sementara itu 2 pemimpin di pulau yang masih dalam sengketa itu telah mengutuk serangan tersebut, demikian dilansir oleh Hurriyet Daily News.
Para penyerang tak dikenal melancarkan serangan pembakaran terhadap sebuah Masjid bersejarah yang terletak di daerah Denia dalam wilayah administrasi Siprus-Yunani.
Api mulai melahap atap-atap kayu dari struktur Masji Denya sebelum kemudian benar-benar menghancurkan bangunan bersejarah itu.
Presiden Siprus-Turki, Mustafa Akinci dan rekannya Pemimpin Siprus-Yunani, Nicos Anastasiades, mengeluarkan pernyataan terpisah mengutuk serangan itu.
Mustofa Akinci mengatakan bahwa ia sangat sedih mendengar serangan pembakaran terhadap Masjid Denya, dan ia pun menambahkan bahwa serangan itu tidak hanya menghantam umat Islam akan tetapi juga merupakan serangan terhadap seluruh umat manusia.
“Orang-orang yang telah melakukan kejahatan ini juga melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan harus dihukum dengan cara yang paling keras,” kata Akinci. “Hal ini jelas terlihat bahwa orang-orang yang telah melakukan serangan ini tidak menginginkan Siprus untuk mencapai masa depan yang damai dan penuh ketenangan.”
Akinci mengatakan bahwa renovasi Masjid Denya berada dalam wewenang Komite Teknis Warisan Budaya di Siprus dan renovasi telah diselesaikan pada Desember 2014 setelah sebelumnya Masjid bersejarah ini diserang pada Januari 2013.
Anastasiades, pemimpin yang disokong Yunani juga mengutuk serangan itu, dan menambahkan bahwa serangan tersebut merusak inisiatif untuk menyatukan kembali pulau di kawasan mediterania itu.
Untuk diketahui, Republik Siprus adalah sebuah negara pulau di Laut Tengah bagian timur, ±113 km di sebelah selatan Turki dan 120 km di sebelah barat Suriah. Ibu kotanya adalah Lefkosia atau Nikosia.
Republik Siprus terbagi menjadi Siprus-Turki dan Siprus-Yunani pada tahun 1974 ketika Turki ikut terlibat dalam menanggapi kudeta yang bertujuan menyatukan pulau tersebut dengan Yunani. ”
Sejak itu, Siprus telah terbagi antara masyarakat Turki dan Yunani, sementara pembicaraan damai yang ditengahi PBB kembali diluncurkan bulan Mei 2015 lalu. [IZ]