SOLO, (Panjimas.com) – Beberapa hari yang lalu tepatnya hari Kamis 18 Februari beredar informasi bahwa hari Ahad, 21 Februari 2016 di Car Free Day Solo akan ada acara tentang LGBT.
“Saat itu juga kami SMS ke Kompol Giyono Kasat Intel Polresta Solo, Ida intel Polsek Lawiyan, Antan Marlindo intel polsek Serengan dan AKP Medi Kanit intel Banjarsari.” Ujar Endro Sudarsono Humas LUIS (Laskar Umat Islam Surakarta) kepada Panjimas Rabu, (24/2/2016).
Respon cepat datang dari Polsek Laweyan dan Polsek Serengan yang menyatakan belum ada info tentang acara LGBT di CFD
Hari Jumat siang, 19 Februari 2016 ada anggota intel Laweyan menghubungi lagi mengkonfirmasi bahwa acara tersebut sudah digagalkan dan dipastikan tidak akan ada di hari Ahad, 21 Februari 2016 di CFD Solo.
Pada hari yang sama Jumat malam, Sardiman, S.Ag tokoh masyarakat dan sekaligus kepala desa Ngringo Jaten Karanganyar yang dekat dengan Komunitas waria telfon saya bahwa apa ada agenda laskar yang akan menyikapi terhadap komunitas LGBT?
“Saya menjawab bahwa sudah ada koordinasi antar pimpinan laskar khususnya LUIS dan JAS untuk monitor CFD dari Purwosari hingga bundaran Gladag mengantisipasi kegiatan LGBT” katanya.
LUIS juga minta kepada Sardiman untuk tidak mendukung dan mengikutsertakan para waria seandainya ada acara komunutas LGBT di CFD Solo.
Sardiman berjanji kelompok waria yang menjadi binaannya tidak keluar di event terbuka di Solo Raya
Sabtu siang (20/2/2016) Kasat Intel Polresta Solo baru memastikan bahwa acara LGBT di CFD tidak ada.
“Kita berharap LGBT harus segera diterapi medis, terapi ilahiyah, terapi sosial serta mendapatkan sikap proporsional di masyarakat.” Tegas Endro Sudarsono.
LGBT jangan dilestarikan, jangan dikampanyekan apalagi perilaku LGBT dianggap lazim dan ujung-ujungnya adalah legalitas pernikahan sejenis. Negara harus proteksi terhadap budaya barat yang merugikan masa depan bangsa. [RN]