ANKARA, (Panjimas.com) – Organisasi teroris PKK merupkan otak perencana dibalik ledakan bom mematikan di ibukota Ankara pekan lalu, sedangkan YPG adalah sayap militer kelompok teroris PYD di Suriah. Keduanya menyediakan persiapan penyerangan bom tersebut, demikian mengutip pernyataan sumber keamanan resmi Turki pada hari Senin (22/02/2016), sebagaimana dilansir oleh Anadolu Agency.
Berbicara pada kondisi anonimitas, pejabat keamanan Turki mengatakan bahwa serangan itu dilakukan secara bersama-sama oleh PKK dan YPG, keduanya dipandang sebagai organisasi teroris oleh Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengatakan awal pekan ini bahwa serangan itu dilakukan oleh anggota milisi kurdi YPG.
Sebanyak 28 orang tewas dan 81 lainnya terluka pada hari Rabu (17/02/2016) malam ketika sebuah bom mobil menghantam kendaraan militer di ibukota Turki, Ankara. Ledakan mematikan ini terjadi selama jam sibuk pada malam hari di Merasim Street, yang menghubungkan Dikmen Street ke Inonu Boulevard, dimana ini terletak dekat dengan bangunan Turkish General Staff dan Parlemen.
Menurut pejabat keamanan Turki, kendaraan yang digunakan dalam serangan itu disewa oleh jaringan pencurian mobil kepada perusahaan rental yang berbasis di Provinsi Izmir Turki bagian Barat.
Lebih lanjut pejabat keamanan itu menambahkan bahwa mobil rental itu kemudian juga dibawa ke Istanbul dan Provinsi Diyarbakir wilayah Tenggara sebelum serangan dilakukan, sementara bahan-bahan peledak diikatkan ke mobil tersebut di Ankara.
Menurut pemerintah Turki, pelaku serangan diidentifikasi adalah warga Suriah bernama Salih Necar, ia diketahui bekerja sebagai pekerja konstruksi di Ankara dan tinggal dengan 2 anggota organisasi teroris PKK sebelum eksekusi serangan, demikian menurut pejabat keamanan Turki.
Pihak berwenang Turki telah menangkap 21 tersangka di seluruh penjuru negeri yang diduga kuat berhubungan dengan serangan bom itu.
Seperti diberitakan panjimas sebelumnya, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu juga mengatakan bahwa serangan bom mobil di Ankara dilakukan secara bersama-sama anggota milisi kurdi YPG (Yekîneyên Parastina Gel) dari Suriah dan anggota milisi Kurdi PKK (Partiya Karkerên Kurdistanê) yang berbasis di Turki.
“Para penyerang semuanya telah diidentifikasi, adalah seorang warga Suriah, bernama Salih Necar yang lahir di wilayah utara Suriah, kota Amuda pada tahun 1992,” katanya dalam Konferensi Pers pada Hari Kamis (18/02.2016).
“YPG adalah pion dari rezim Bashar al-Assad dan rezim itu secara langsung bertanggung jawab atas serangan Ankara. Turki berhak untuk mengambil tindakan apapun terhadap rezim Suriah,” katanya.
YPG (Yekîneyên Parastina Gel) adalah sayap bersenjata dari afiliasi Suriah PKK (Partiya Karkerên Kurdistanê) Kurdistan Workers Party, keduanya dianggap sebagai organisasi teroris oleh Turki.
Untuk diketahui, milisi YPG yang merupakan afiliasi PKK ini berjuang untuk kemerdekaan dan kepentingan nasionalime etnis Kurdi. Sejak puluhan tahun lamanya PKK memperjuangkan ideologi marxisme-leninis, mencita-citakan Negara Komunis dengan berbasis nasionalisme Kurdi. Dengan karakter ektrim kiri komunis yang keras ini telah lama mereka berseteru dengan Turki.
PM Davotuglu menambahkan bahwa “Semua langkah-langkah yang diperlukan akan diambil terhadap [YPG dan PKK] di mana saja dan dalam kondisi apapun. Tidak ada serangan terhadap Turki yang tidak terjawab,”
Perdana menteri Turki lebih lanjut juga menyalahkan Moskow dan serangan-serangan udaranya karena membuka jalan bagi milisi YPG untuk maju ke kota Azaz di Suriah utara, selain itu serangan Moslow mengakibatkan puluhan ribu warga Suriah menumpuk di perbatasan Turki untuk mencari perlindungan.
“Saya ulangi peringatan saya kepada Rusia – yang akhir-akhir ini memberikan dukungan udara untuk YPG sehingga dapat maju ke kota Azaz dan melakukan penembakan artileri berat kepada rakyat Suriah – Moskow seharusnya tidak menggunakan organisasi teroris melawan rakyat Suriah dan Turki yang tidak bersalah ,” katanya.
“Semua pihak yang berniat untuk menggunakan bidak teror terhadap Turki harus tahu bahwa [bermain] dalam game teror ini akan menghantam balik mereka seperti bumerang,” tambahnya.
Ibukota Turki, Ankara sebelumnya menjadi menjadi sasaran bom pada 10 Oktober, ketika 103 orang tewas dalam serangan terhadap demonstran yang berkumpul di luar stasiun kereta api utama kota ini untuk aksi damai. Serangan itu adalah yang paling mematikan dalam sejarah Turki modern.
Kawasan bersejarah Istanbul, Distrik Fatih juga terkena serangan pengebom bulan lalu. Serangan bom di 12 Januari yang menewaskan 11 jiwa – sebagian besar adalah warga Jerman. Serangan ini terjadi di kota wisata Sultanahmet, yang merupakan rumah bagi Masjid Biru (Blue Mosque)dan Hagia Sophia. [IZ]