BEKASI (Panjimas.com) – Sekretaris Komisi Dakwah MUI Pusat, Ustadz Fahmi Salim MA menyatakan, salah bila gerakan anti Syiah adalah sebuah gerakan kebencian.
Hal ini disampaikan Ustadz Fahmi Salim menanggapi berbagai isu dan tudingan yang saat ini mengarah pada gerakan anti Syiah.
“Sangat salah besar jika ada yang mengatakan gerakan anti syiah adalah ajaran kebencian, sebaliknya gerakan ini tegak dan kokoh pada kecintaan,” kata Ustadz Fahmi Salim di hadapan jamaah yang hadir dalam deklarasi ANNAS Bekasi Raya di Masjid Nurul Islam, Islamic Center Bekasi, Ahad (21/2/2016).
Sebagai ummat yang mencintai Allah dan RasulNya, manakala ayat Allah diolok-olok termasuk mereka yang mengingkari kebenaran ayat Allah terhadap para sahabat, hal inilah yang harus ditentang.
“Kita tidak memiliki kebencian apa pun kecuali apa yang dibenci Allah dan RasulNya,” tandasnya.
Selain itu, menurut Ustadz Fahmi Salim tak perlu lagi diskusi dengan Syiah yang kerap mengolok-olok ayat Al-Qur’an dan melecehkan para sahabat.
Ia pun mengutip firman Allah Ta’ala,
وَ قَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِى اْلكِتبِ اَنْ اِذَا سَمِعْتُمْ ايتِ اللهِ يُكْفَرُ بِهَا وَ يُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلاَ تَقْعُدُوْا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوْضُوْا فِى حَدِيْثٍ غيْرِهِ
bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah ditentang dan diejeknya. Maka itu janganlah kamu duduk bersama mereka, sehingga mereka itu memasuki dalam pembicaraanan yang lain. (Q.S. An Nisa: 140).
Ia menjelaskan, bahwa mendengarkan kebatilan-kebatilan yang disampaikan aliran sesat Syiah, bisa menjadi sebuah dosa.
“Kita mendengarkan kebatilan yang duduk di samping kita, itu sudah suatu dosa,” tandasnya. [AW]