YOGYAKARTA (Panjimas.com) – Front Jihad Islam (FJI) menyambangi Ponpes Waria Al-Fatah di Bantul untuk mengklarifikasi kegiatan di Ponpes tersebut. Ketua Ponpes Al-Fatah, Shinta Ratri menjelaskan mereka Muslim dan menjalankan ibadah yang sama dengan umat Islam lainnya.
Shinta yang juga merupakan waria harus meninggalkan rumahnya pagi tadi. Broadcast message berisi ancaman terhadap dirinya dan Ponpes Alfatah membuatnya panik dan ketakutan.
“Saya disarankan pergi dari Ponpes. Dan kami memilih pergi dan dengan ada teman yang menjaga di sini (ponpes). Kami mendapat jaminan keamanan dari Pak Kapolsek (Banguntapan), Pak Camat,” kata Shinta seperti dikutip dari detik.com, Jum’at (19/2/2016).
Isi pesan tersebut yaitu ancaman penyegelan dan penutupan ponpes yang sudah ada sejak 2008 lalu ini. Shinta juga membantah adanya rumor yang berkembang bahwa ponpesnya memiliki fiqih waria.
“Kami di sini beribadah, dan doa yang sama, ritual yang sama dengan umat Islam yang lain,” imbuhnya.
“Tidak ada fiqih waria,” tegas Shinta.
Salah seorang ustadz pendamping ponpes, Arif mengamini pernyataan Shinta.
“Selama saya mengajar di sini, tidak pernah mengatakan itu (fiqih waria). Kita nggak perlu dan nggak butuh itu,” kata Arif.
Menurutnya, bukan berarti waria tak boleh beribadah. Kehadirannya di Ponpes itu untuk memberi kenyamanan untuk beribadah kepada para waria yang ingin beribadah.
“Pemikirian-pemikiran benar nggak sih, waria boleh beribadah. Saya pikir, ya, boleh,” kata Arif.
Ponpes ini berada di tengah kampung kawasan Kotagede di selatan Kota Yogyakarta. Berada di dalam gang sempit, rumah kuno milik nenek Shinta menjadi tempat mengaji para waria setiap Minggu pukul 17.00 WIB- 21.00 WIB.
Dimulai dengan belajar membaca Alquran, salat jamaah hingga makan bersama menjadi kegiatan 42 santri waria.
“Jamaah Isya, makan bersama, lalu sesi sharing kita berbagi permasalahan waria masing-masing,” tuturnya.
Shinta berharap meski ancaman penyegelan dan pembubaran tidak terjadi, pihak kepolisian tetap mengusut penyebar ancaman lewat broadcast message yang diterimanya. Selanjutnya dia bertekad untuk melanjutkan kegiatan ponpesnya seperti semula.
“Kita akan tetap terus, karena kita yakin ini untuk kebaikan,” ujar Shinta.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesantren waria Al-Fatah berencana menyusun fiqih waria. Rencananya, kitab fiqih waria yang disusun tersebut diharapkan bisa digunakan oleh para waria di seluruh dunia. (Baca: Waduh, Kitab Fiqih Waria akan Bahas Hubungan Seks Waria)
Tak hanya itu, fiqih waria tersebut akan membahas tentang kewariaan, diantaranya tentang hubungan seks waria. [AW]