SOLO (Panjimas.com) – Ustadz Abdul Rochim Ba’asyir, putra bungsu Ustadz Abu Bakar Ba’asyir menduga ada pesanan pihak asing di balik perlakuan zalim terhadap ayahandanya.
Hal itu disampaikan Ustadz Iim -sapaan akrabnya- mewakili keluarga yang menolak isolasi Ustadz Ba’asyir, hingga ia tak bisa melaksanakan shalat Jum’at.
“Nampaknya juga ini ada pesanan pihak-pihak tertentu,” kata Ustadz Abdul Rochim Ba’asyir kepada Panjimas.com, Rabu (17/2/2016). (Baca: Perlakukan Zalim Ustadz Ba’asyir, Negara Lakukan Teror dengan Melanggar Kebebasan Ibadah)
Selain itu, Ustadz Iim menampik adanya tudingan bahwa Ustadz Ba’asyir terkait dengan penyerangan di Sarinah, Thamrin beberapa waktu lalu. Sehingga tak layak jika Ustadz Ba’asyir harus diisolasi. (Baca: Media Mainstream Mulai Kaitkan Ustadz Ba’asyir dengan Aksi Thamrin, Begini Tanggapan TPM)
“Apa kaitan beliau? Kalau mau dikaitkan dengan kasus Sarinah, sama sekali tidak ada kaitan beliau. Lalu kenapa sampai ada pengetatan sedemikian rupa?” ujarnya.
Jika hal itu dibiarkan, Ustadz Iim menengarai akan ada perlakuan represif lainnya. Oleh sebab itu, pihak keluarga akan melakukan protes atas perlakuan zalim terhadap Ustadz Abu Bakar Ba’asyir.
“Kita akan protes, beliau sudah umurnya segitu, sakit-sakitan malah diperlukan seperti itu. ini berlebihan,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Koordinator TPM, Achmad Michdan memberikan kabar bahwa pasca pemindahan mendadak usai sidang PK, kondisi Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, saat ini sangat memprihatinkan. (Baca: Innalillahi, Diisolasi, Sel Ustadz Ba’asyir Gelap, Pengap dan Tak Bisa Shalat Jum’at)
“Ustadz Abu tidak bisa shalat Jum’at, shalatnya hanya di kamar saja. Kondisi kamarnya gelap dan banyak nyamuk. Panas, di musim hujan saja panas (pengap) apalagi musim panas,” ungkapnya.
Barang-barang Ustadz Ba’asyir seperti pakaian, buku dan lainnya, hingga kini tidak bisa dibawa dan masih tertinggal di Lapas Batu. [AW]