YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Di tengah gerimisnya kota Jogja, ratusan pelajar dari Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta mengadakan Aksi Kepedulian terhadap keberadaan LGBT di Indonesia. Selasa, (16/2/2016).
Dalam releasenya yang diterima Panjimas Rabu, (17/2/2016) disebutkan kegiatan tersebut merupakan kerjasama dengan KOKAM dan POLRESTA Kota Yogyakarta, juga Angkatan Muda Forum Ukhuwah Islamiyah, para murid berorasi di tengah perempatan Nol Kilometer menyerukan betapa pentingnya kita untuk menyadari keberadaan propaganda LGBT di sekitar kita.
“Yang kami tolak disini adalah propagandanya, bukan orang maupun kaumnya. Daripada mendapatkan cacian dan diskriminasi, menurut kami mereka lebih pantas untuk mendapatkan bantuan dari kita semua untuk kembali kepada fitrahnya.” Jelas Aunillah Ahmad, Selasa (16/2/2016) salah seorang penanggungjawab dari kelompok pelajar Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Selain ber-orasi di tengah perempatan Nol Kilometer, para pelajar tersebut juga membagikan stiker-stiker penolakan propaganda LGBT, juga buletin-buletin yang berisi seputar efek samping dari menjadi seorang LGBT -baik secara kesehatan fisik, psikologis, sosial, dan lain sebagainya- di trotoar sekitar perempatan tersebut secara gratis. Sebagai gantinya, para pejalan kaki baik yang wisatawan maupun bukan, diminta untuk ikut berpartisipasi dengan memberikan tanda tangan dan tanggapannya di spanduk-spanduk yang telah disediakan sebagai bentuk pernyataan sikap terhadap keberadaan LGBT di Indonesia.
“Harapan kami semua, dengan diadakannya aksi kepedulian ini, maka masyarakat Indonesia pada umumnya, dan minimal warga Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri, akan sadar betapa pentingnya untuk kita supaya sadar dan mau membantu saudara-saudara kita yang memiliki kecendrungan LGBT untuk kembali kepada fitrahnya. Demi menjaga generasi muda penerus bangsa Indonesia kedepanya.” Jelas Hidanul Achwan, ketua umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ranting Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Tidak berhenti sampai disitu saja, sebagai pemungkas, para pelajar Mu’allimin tersebut mengadakan berdoa bersama setelah salat maghrib berjamaah yang diselenggarakan di Masjid Gedhe. Mereka semua mendoakan supaya generasi muda penerus bangsa ini tidak terkena virus LGBT, dan mampu membawa Indonesia untuk lebih maju kedepannya. [RN]