ALEPPO, (Panjimas.com) – Juru bicara PBB mengatakan bahwa puluhan warga sipil termasuk diantaranya anak-anak, tewas pada hari Senin, (15/02/2016 ketika serangan rudal menghantam setidaknya 5 fasilitas medis dan 2 Sekolah di bagian barat laut Suriah, dilansir oleh Anadolu Agency.
Farhan Haq mengatakan pada para wartawan di New York bahwa Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyatakan keprihatinan yang mendalam atas serangan di Provinsi Aleppo dan Idlib, yang menyebabkan sekitar 50 warga sipil termasuk anak-anak tewas dan banyak lainnya mengalami luka-luka.
“Serangan tersebut terang-terangan melanggar hukum internasional”, tegas Farhan Haq, ia juga menambahkan bahwa serangan ofensif itu selanjutnya bahkan mengancurkan sistem dan fasilitas perawatan kesehatan dan mencegah akses pendidikan di Suriah”.
Dia menekankan bahwa serangan itu “menghempaskan bayangan” pada komitmen yang dibuat pekan lalu oleh para diplomat dalam International Syria Support Group meeting di Munich, yang setuju untuk bekerja sama menuju “penghentian permusuhan” sementara dan mengamankan jalur pengiriman bantuan kemanusiaan ke kota-kota dan desa yang berada dalam pengepungan.
“Kita harus memanfaatkan kesepakatan yang dicapai dan menerjemahkannya ke dalam tindakan jika kredibilitas dan kepercayaan yang dimandatkan pada International Syria Support Group meeting dan komunitas internasional harus dibenarkan”, Haq menambahkan.
Untuk diketahui, salah satu serangan misil di hari Senin kemarin telah menghantam sebuah Rumah Sakit yang didanai oleh lembaga amal Dokter medis yang berbasis di Jenewa, Doctors Without Borders (MSF), dan menewaskan 11 jiwa sementara 25 lainnya menderita luka-luka.
Sumber-sumber local setempat mengatakan bahwa jet tempur Rusia telah membombardir sebuah Rumah Sakit ke-2 di Idlib, menewaskan 3 orang dan melukai 10 korban lainnya, selain itu serangan juga menyasar pada sebuah Rumah Sakit anak-anak di kota Azaz yang dikuasai oleh pihak oposisi, terletak di dekat perbatasan Turki.
Sebagiamana diketahui secara luas bahwa pesawat-pesawat tempur rezim Assad dan militer Rusia beroperasi di atas daerah-daerah tersebut. Menurut Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Syrian Network for Human Rights (SNHR), Rusia dan pasukan loyalis Assad bertanggung jawab atas 1.195 nyawa dari 1.395 kematian warga sipil di Suriah bulan lalu.
Perang Suriah, akan memasuki tahun ke-6 bulan depan, dilaporkan telah menewaskan lebih dari 470.000 korban tewas dan membuat negara ini menjadi sumber tunggal terbesar pengungsi dan orang terlantar di dunia , angka ini menurut laporan terbaru dari Syrian Center for Policy Research figures (SCPR). [IZ]