CILACAP (Panjimas.com) – Tim Pengacara Muslim (TPM), baru saja mengunjungi Ustadz Abu Bakar Ba’asyir di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap Jawa Tengah.
Koordinator TPM, Achmad Michdan memberikan kabar bahwa pasca pemindahan mendadak usai sidang PK, kondisi Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, saat ini sangat memprihatinkan.
“Ustadz Abu sekarang diisolasi, yang bisa berkunjung ke sana (LP Pasir Putih) hanya penasihat hukum, pihak keluarga dan dokter. Kalau umum belum bisa mengunjungi kecuali ada izin dari Dirjen di Kemenkumham,” kata Achmad Michdan saat dihubungi Panjimas.com, Rabu (17/2/2016).
Ustadz Ba’asyir kini kembali menghuni sel Super Maximum Security (SMS), Lapas Pasir Putih. Gambaran ruangan sel tersebut disampaikan Achmad Michdan.
“Ustadz berada di Blok D, dari sekitar 20 kamar hanya 4 kamar yang digunakan, jarak masing-masing kamar itu sekitar 25-55 M. Jadi kondisinya berjauhan, satu dengan lainnya tidak bisa berinteraksi,” ujarnya.
Parahnya, sel yang dihuni Ustadz Ba’asyir dan empat terpidana lainnya sangat tidak layak dihuni seorang ulama sepuh yang sudah renta serta sering sakit-sakitan.
“Ustadz Abu tidak bisa shalat Jum’at, shalatnya hanya di kamar saja. Kondisi kamarnya gelap dan banyak nyamuk. Panas, di musim hujan saja panas (pengap) apalagi musim panas,” ungkapnya.
Barang-barang Ustadz Ba’asyir seperti pakaian, buku dan lainnya, hingga kini tidak bisa dibawa dan masih tertinggal di Lapas Batu.
“Barang-barang mereka yang dipindahkan ini kan belum ada. Mereka dalam kondisi terbatas, sudah mau seminggu ini pakaiannya ya yang melekat di badan saja. Mereka dipindahkan tidak membawa apa-apa, hanya dikasih satu setel baju dengan peralatan mandi,” imbuhnya.
Menyikapi hal tersebut, TPM berencana akan memprotes perlakuan yang diterima Ustadz Ba’asyir ke sejumlah instansi terkait. [AW]