LONDON, (Panjimas.com) – Kandidat Walikota London pada pemilihan bulan Mei mendatang, Sadiq Khan, baru-baru ini dalam wawancara dengan Anadolu Agency, mengatakan bahwa ia melihat kota terbesar Turki, Istanbul, sebagai inspirasi
Sadiq Khan, seorang kandidat Walikota London dari pihak oposisi Partai Buruh yang berusia 45 tahun ini, berusaha untuk mengakhiri 2 periode berturut-turut pemerintahan Konservatif di Balaikota London saat ini, Boris Johnson.
Johnson, adalah seorang tokoh flamboyant dalam politik Inggris, dimana untuk pemilihan Mei mendatang tidak akan mencalonkan diri kembali, dan meninggalkan Zac Goldsmith untuk memenangkan Tory Banner pada 5 Mei.
Khan, yang mengatakan bahwa “penting bagi London untuk menjadi “kota global yang menatap ke arah luar, bukan ke dalam” serta London juga dapat menjadi ibukota Inggris pertama yang memiliki Walikota Muslim.
Dalam kunjungannya ke Istanbul, Khan mengaku “sangat terkesan” dengan aspek metropolis yang tidak hanya sebagai tujuan wisata tetapi juga sebagai tempat untuk bisnis dan perdagangan.
“Istanbul memiliki populasi muda. Mereka berhasil menggabungkan diri menjadi baik Eropa dan Asia, menjadi Muslim. Saya sangat terkesan dengan kemajuan yang dibuat di Istanbul.
“Pembelanjaan infrastruktur dan investasi di angkutan umum benar-benar penting. Itulah yang kita perlukan di London. London tidak bisa berusaha dengan berdiam diri. Saya ingin melihat Istanbul dan London bekerja sama. ”
Sadiq Khan mengatakan ambisinya adalah untuk menjadi Walikota sebuah kota “global”.
“Dari Istanbul ke Paris, dari New York ke Chicago. Saya ingin belajar pelajaran terbaik dari Walikota-Walikota di seluruh dunia dan mereplikasi mereka di sini di London.
“Salah satu hal yang ingin saya lakukan sebagai Walikota London, adalah tidak hanya bersaing dengan Paris tapi bersaing dengan Istanbul dan dengan 10 kota yang paling cepat berkembang di China dan India,” katanya.
Anak seorang sopir bus dari Pakistan ini, jikalau ia terpilih, Khan akan menjadi Walikota Muslim pertama bagi London. Menjabat sebagai anggota Parlemen Inggris dan Secretary of State of Justice in Shadow Cabinet (Kabinet Oposisi), Sadiq Khan, merupakan salah satu kandidat terbaik untuk posisi itu.
“Saya pikir menjadi Walikota London adalah pekerjaan terbaik di dunia politik dan saya sudah tak memiliki ambisi untuk pekerjaan apapun lainnya. Walikota saat ini, Boris Johnson, selama 7 tahun terakhir, tidak menjadi bekerja secara penuh dan total karena sewaktu menjabat sebagai Walikota berambisi untuk segera menjadi Perdana Menteri, “kata Khan.
Datang dari latarbelakang multikultural, kandidat Partai Buruh ini menekankan “pesan yang dikirimkan ke seluruh dunia” jika London memilih anggota dari komunitas etnis minoritas dan Muslim sebagai Walikota berikutnya.
“Kami harus memastikan bahwa kami mengajarkan generasi muda bagaimana menjadi tangguh. Mereka perlu memahami Islam yang benar.
“Kami harus memastikan bahwa mereka memiliki teladan yang baik. Kita harus lebih berintegrasi. Jika ada pesan berbahaya datang melalui internet, kita harus menutup penyedia layanan internet. Kita harus berpikir bagaimana kita bisa memberikan rasa aman bagi setiap warga agar dapat saling mengenal satu sama lain. ”
Khan kritis terhadap beberapa strategi pemerintah Inggris saat ini terkait de-radikalisasi, seperti Kebijakan Pencegahan dan ‘Channel’, ia menegaskan bahwa kebijakan itu tidak bekerja dengan baik; “dan harus dirombak,” kata Khan.
Pendidikan adalah kunci untuk integrasi, kata Khan.
“Alasan mengapa saya telah berhasil menjadi pengacara karena guru saya mendorong saya bekerja keras di sekolah, saya harus pergi ke Universitas dan belajar ilmu hukum.
“Ada banyak pebisnis yang sukses, banyak entrepreneur sukses, banyak orang yang sukses di bidang pengajaran … kekhawatiran saya adalah apakah semua potensi mereka terpenuhi??
“Saya khawatir bahwa tidak semua dari mereka mendapatkan manfaat dari tinggal di salah satu kota terbesar di dunia, London. Kami tidak boleh membiarkan setiap warga London dalam ketertinggalan, “katanya.
“Sayangnya, selama beberapa tahun terakhir, pemerintah telah memotong sejumlah besar dana untuk program bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Lebih dari 35 persen dari dana ini telah hilang sejak tahun 2010. Saya sangat percaya dalam pengajaran orang-orang akan bahasa Inggris, “katanya.
Khan juga mengatakan bahwa ada sekitar 300.000 warga London keturunan Turki, yang melakukan sejumlah besar kebaikan untuk kota ini. [IZ]