AMBON, (Panjimas.com) – ‘’Masya Allah, fitnah ini bisa merugikan masa depan 300-an santri kami dan membahayakan dakwah di Maluku secara umum.’’
Demikian keprihatinan yang disampaikan Ustadz Abu Imam Abdurrahim Rumbara, tokoh dakwah di Ambon, Maluku, Sabtu (13/2/2016).
Pendiri dan pengelola Pondok Pesantren Al Anshor Maluku itu mengungkapkan, pesantrennya difitnah sebagai salah satu dari 19 pesantren yang dicurigai BNPT.
Seperti diberitakan media massa, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Saud Usman Nasution mengatakan 19 pondok pesantren di Indonesia terindikasi mendukung kegiatan radikalisme dan terorisme.
Beberapa di antaranya Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki Solo milik Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, Pondok Pesantren Darussaadah di Boyolali dan di sejumlah tempat lain termasuk di Ambon.
Menurut Saud, ke-19 pondok pesantren itu ditengarai memiliki pengajar yang masuk dalam jaringan terorisme. Untuk itu, pihaknya akan mendiskusikan indikasi ini dengan Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia, serta sejumlah ormas Islam. “Kami akan membicarakan ini, apakah benar valid atau tidak,” ujar Saud.
Ustadz Abu Imam sama sekali tak menyangka, ternyata pesantren di Ambon yang dimaksud adalah Al Anshor. Pondok yang menampung santri yatim, muallaf, dan dhuafa, ini selain berlokasi di Batumerah dan Liang Kota Ambon, juga ada di di Kecamatan Bula, Kab Seram Bagian Timur.
‘’Saya tahu fitnah itu dari kantor wilayah kementrian agama Maluku,’’ ungkap Ustadz asal Desa Geser, Pulau Seram, itu.
Ia menuturkan, beberapa waktu lalu Kepala Seksi Pesantren Kanwil Agama Maluku, menelepon pihaknya. Pejabat itu menanyakan kurikulum dan kitab apa saja yang diajarkan di Al Anshor. ‘’Karena ada info dari Kemenag Pusat bahwa Pesantren Al Anshor terindikasi terorisme,’’ kata Abu Imam menirukan pejabat tersebut.
Kaget bukan kepalang Ustadz Abu Imam. Ia kemudian mempertanyakan dasar tuduhan itu. Pasalnya, selama ini Abu Imam dan Al Anshor sudah sangat dikenal dekat oleh kantor agama maupun jajaran pemda setempat.
Ustadz Abu Imam Rumbara menegaskan, tudingan BNPT tadi fitnah belaka. ‘’Kami tidak faham apa dasar tuduhan BNPT terhadap kami,’’ katanya seraya menandaskan bahwa ia juga menolak terorisme dan radikalisme yang bertentangan dengan ajaran agama.
Pemimpin Pesantran Al Anshor membeberkan, tepat pada 14 Februari 2016 ini pesantrennya berusia 12 tahun. ‘’Alhamdulillah anak-anak Maluku dari kalangan bawah yang sempat kami ragukan kemampuannya untuk nyantri, ternyata prestasinya lumayan,’’ ujar Abu Imam.
Hingga saat ini, sudah 3 santri Al Anshor yang hafal Quran 30 juz. Belasan lainnya hafal dari 1 hingga 16 juz. ‘’Satu santri kami insya Allah masuk nominasi untuk mendapat beasiswa belajar di Madinah Al Munawwarah,’’ ungkap Abu Imam.
Alumnus Al Anshor sebanyak 22 orang, kini melanjutkan kuliah di Makassar, Surabaya, Jakarta, dan Bandung. [RN]