KLATEN (Panjimas.com) – Sulistyo, selain melakukan klarifikasi bahwa dirinya bukan gembong preman dan pelaku penganiayaan, ia juga membantah menjadi backing tempat maksiat. (Baca: Jadi DPO Laskar Islam, Sulistyo Klarifikasi Tuduhan Otak Pelaku Penganiayaan)
Hal itu disampaikan Sulistyo lantaran dirinya saat ini tengah menjadi sorotan dan menjadi DPO laskar Islam. (Baca: Dicari! Sulistyo Bajak Laut Gembong Preman Pelaku Penganiayaan Laskar Islam)
Sulistyo bahan berani bersumpah atas nama Allah, jika dirinya tak pernah menyokong tempat-tempat maksiat.
“Tidak itu suatu fitnah, sumpah demi Allah saya tidak memback up tempat-temapt maksiat,” kata Sulistyo saat ditemui Panjimas.com, di Rusunawa, Bareng Lor, Klaten, Jawa Tengah, pada Rabu (10/2/2016).
Sebagai ketua RW di Rusunawa, ia menegaskan siap menerima laknat Allah jika di tempat hunian tersebut dijadikan sebagai sarang maksiat. Ia menambahkan bahwa setiap Jumat di Rusunawa selalu diadakan pengajian.
“Siapa yang bilang di Rusunawa tempat maksiat silahkan dilaknat Allah SWT. Di sini ada Mushalla. Orang yang masuk di Rusunawa itu diseleksi ketat dengan berbagai syarat,” tandasnya.
Sulistyo Anggota FPI?
Sulistyo Bajak Laut, akun jejaring sosial Facebook, milik Sulistyo yang tiba-tiba saja mengganti foto profil dan foto sampulnya, mengundang pertanyaan banyak pihak, apakah dirinya merupakan anggota FPI?
Hal itu menyusul ketika foto profil Sulistyo diganti dengan foto dirinya mengenakan gamis lengkap dengan peci putih. Bahkan, foto sampulnya juga diganti dengan foto yang menampilkan petinggi Front Pembela Islam (FPI), yakni Al-Habib Muchsin Alatas (mantan Ketua Umum FPI) dan Imam Besar FPI, Al-Habib Muhammad Rizieq bin Husain Syihab Asy-Syafi’i. (Baca: Sulistyo Bajak Laut Sempat Pasang Foto Profil FPI, Ada Apa?)
Sulistyo sendiri mengaku dirinya memang dulu adalah anggota FPI di Temanggung, Jawa Tengah.
“Ya benar, saya dulu anggota FPI di Temanggung saya foto dengan Habib Rizieq Syihab”
Namun beberapa bulan belakangan ia sudah tidak aktif di FPI, hal itu karena di Klaten ada permasalahan internal FPI dan itu membuatnya bingung.
“Setelah saya non aktif kok tahu-tahu ada kejadian seperti ini” ujarnya.
Perihal tentang keanggotaannya di FPI, hal itu dibenarkan oleh Ketua FPI Klaten, Achmadi.
“Dia dulu binaan. Kami ingin mengajaknya kembali menjadi Muslim yang baik” ujarnya kepada panjimas pada kesempatan berbeda.
Terkait permasalahan siapa preman dalang penganiayaan laskar Islam, sebelumnya LUIS telah mengusulkan adanya pertemuan guna memediasi antara Sulistyo dan laskar Islam. (Baca: Hadapi Preman, LUIS Minta Ormas Islam Klaten Tetap Tempuh Jalur Hukum)
Jika telah terbukti, LUIS juga mendukung agar pelakunya secepatnya diproses secara hukum. Sebab jika aparat tidak bertindak tegas dan cepat, laskar Islam akan mengambil tindakan sendiri. [AW/RN]