KLATEN, (Panjimas.com) – Munculnya berita yang mengungkapkan bahwa Sulistyo Bajak Laut adalah dalang dari pengroyokan terhadap laskar Islam pada Ahad, (7/2/2016) begitu mengemuka.
Bahkan, Sulistyo menjadi “buronan” laskar Islam, foto-fotonya pun banyak beredar di dunia maya dan jejaring sosial. (Baca: Dicari! Sulistyo Bajak Laut Gembong Preman Pelaku Penganiayaan Laskar Islam)
Lantas bagaimana pandangan Sulistyo sendiri menyikapi pemberitaan yang beredar tersebut? Sebagai media yang mengedepankan tanggung jawab pemberitaan yang berimbang (cover both side), jurnalis Panjimas.com, berusaha untuk menemui Sulistyo, guna mencari keterangan dan pengakuan dari Sulistyo.
Setelah melakukan pertemuan dengan Sulistyo, dirinya membantah jika disebut sebagai gembong preman dan terlibat sebagai otak penganiayaan laskar Islam.
“Berita yang beredar selama ini bohong,” kata Sulistyo saat ditemui di Rusunawa, Bareng Lor, Klaten, Jawa Tengah, pada Rabu (10/2/2016).
Sulistyo mengungkapkan, bahwa saat bentrokan terjadi dirinya justru datang melerai, sebab hal itu merupakan tanggung jawabnya selaku Ketua RW di Rusunawa tersebut. (Baca: Klaten Darurat Preman, 4 Aktivis Islam Dikeroyok Saat Membubarkan Pesta Miras)
Namun karena kondisi sudah emosi maka terjadi pemukulan hingga anggota laksar MMI babak belur. Bahkan, Sulistyo sempat mencegah seorang warga yang hendak menebas laskar MMI dengan senjata tajam.
“Mengapa banyak di media kok menyebut saya dijadikan TO padahal saya sebagai ketua RW disini malam itu hanya ingin melerai” tegasnya.
Ia menyatakan bahwa malam itu seluruh warga Rusunawa sedang tidur. Kemudian didepan Rusunawa tepatnya di Taman Lampion ada pertengkaran. Sebagai Ketua RW selain berusaha melerai juga hendak menolong.
“Saya turun karena ada warga yang berteriak minta tolong lantas saya berniat menolong” ungkapnya.
Guna membuktikan apakah pengakuan Sulistyo atau pernyataan dari laskar MMI yang benar, maka sejauh ini pihak aparat kepolisian tengah melakukan pemeriksaan terhadap kedua belah pihak. [AW/RN]