DUBAI, (Panjimas.com) – Seorang Profesor terkemuka keturunan Irak-Inggris mengatakan bahwa “dunia Barat sangat perlu untuk mengakui kontribusi dari Peradaban Islam” demikian pandangannya saat memaparkan presentasi tentang “forgotten legacy of Arabic science” (“warisan ilmu bahasa Arab yang terlupakan”) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemerintah Dunia 2016 di Dubai, dilansir oleh Al Arabiya.
Profesor fisika di Universitas Surrey, Jim Al-Khalili, memaparkan penjelasannya tentang Golden Age of Islam (masa keemasan peradaban Islam) dan bahwa kontribusi era ini (Golden Age of Islam) sangatlah penting untuk ilmu pengetahuan, matematika, kedokteran, teknik, geografi dan dunia.
Professor Jim Al-Khalili mengatakan bahwa para cendekiawan Islam dahulu dikenal luas karena kontribusi mereka dalam meningkatkan dan mencerahkan pemahaman filsafat dunia barat.
Al-Khalili menyoroti keingintahuan ilmiah saat ini di dunia Arab dan ia membahas perlunya keterbukaan yang lebih besar untuk mengadopsi ide-ide baru, kreativitas dan eksplorasi.
Hari ini, Negara-negara Arab menghabiskan kurang dari setengah persen ( <0,5 %) dari (Pendapatan Domestik Bruto) PDB mereka pada (Research and Development) penelitian dan pengembangan, al-Khalili menyatakan perlunya ‘keenness’ (ketekunan) bagi dunia Arab untuk mendapatkan kembali peran mereka sebelumnya sebagai pemimpin dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi.
Mengomentari Golden Age of Islam, Professor ini mengatakan bahwa “Peradaban Islam memiliki ciri rasa keingingtahuan tinggi, toleran, inklusif dan terbuka untuk semua ide-ide, budaya, dan pergerakan.
Pengakuan terhadap kontribusi dari dunia Islam, dibuktikan dengann banyaknya para akademisi dan filsuf Barat yang berkumpul di Baghdad untuk belajar dan berbagi pengetahuan. Ciri pencapaian saintifk ini ditunjukkan dengan semangat ‘ terus mengajukan pertanyaan’ dan memiliki rasa keingintahuan tinggi tentang dunia di sekitar kita, tidak dibatasi oleh apa yang kita lihat saja. ”
Al-Khalili juga membahas kontribusi penting Ulama-Ulama Islam terkemuka termasuk al-Haytham, cendekiawan yang pertama kali menggambarkan ‘optik’, Jabir Ibnu Hayyan, seorang pemimpin gerakan penerjemahan, Al-Kindi, seorang akademisi yang menulis salah satu buku teks tentang ilmu kedokteran, medis dan obat-obatan yang diakui hingga kini, Al-Khwarizmi, seorang sarjana Muslim yang menemukan Aljabar dan Al-Razi, seorang ahli kimia pertama yang dapat mengklasifikasikan sifat fisik dan sifat kimiawi.
Para Ulama, dan Sarjana Muslim terkemuka inilah yang telah mempengaruhi banyak sarjana Barat dan akademisi yang kita kenal luas hari ini, termasuk Nicolaus Copernicus dan Sir Isaac Newton.
“Bahasa internasional ilmu pengetahuan adalah bahasa Arab”. Dengan Kecerdasan dan kepintaran yang murni, rasa keingintahuan yang tinggi dan semangat haus akan pengetahuan, para sarjana Muslim ini adalah ‘sesuatu’ yang mana dunia ilmiah hari ini perlu terilhami dan bercita-cita untuk mencapainya. ” [IZ]