JAKARTA (Panjimas.com) – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara begitu sigap memblokir situs-situs radikal.
Namun di sisi lain, ia menyatakan pihaknya tak bisa langsung melakukan pemblokiran pada stiker bertema Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) yang disediakan oleh layanan perpesanan online, LINE dan telah meresahkan masyarakat. (Baca: Aa Gym Himbau Stop Gunakan LINE karena Kampanyekan LGBT)
Dia menjelaskan, sebelum stiker ‘Love is Love’ itu diblok, ada tim panel yang secara khusus membahas konten tersebut terlebih dahulu. Tim panel ini beranggotakan sejumlah ahli dari berbagai bidang.
“Kalau panel sudah membahas dan memutuskan diblok, ya diblok,” kata Rudiantara di Istana Kepresidenan Jakarta, seperti dilansir Republika, Rabu (10/2/2016).
Dia mengaku telah meminta panel untuk membahas konten yang terdapat di aplikasi LINE tersebut. Apabila rapat memutuskan konten yang memperlihatkan dua pria bermesraan itu tak layak beredar, kata Rudiantara, maka pemerintah akan berkoordinasi dengan pihak LINE untuk meminta mereka menghapus stiker tersebut.
“Kita bisa sampaikan kepada mereka bahwa ini tidak sesuai dengan budaya kita, kalau memang diputuskan oleh panel demikian ya,” ucap dia.
Untuk diketahui, Menkominfo, Rudiantara begitu sigap memblokir 11 situs yang dituding radikal seusai serangan di Jalan Thamrin, pada Kamis siang (14/1/2016).
Bahkan proses penutupan itu pun bisa langsung dilakukan, tanpa mempelajari lebih dulu konten situs. (Baca: Paska Bom Sarinah, Menkominfo Blokir Belasan Situs)
“Jadi kami langsung tutup dulu, baru setelah itu kami pelajari (konten situsnya),” jelas dia seperti dilansir Antara, Jum’at (15/1/2016).
Bahkan ada tim khusus yang diluar Kementerian Kominfo yang diberikan akses guna menangani proses pemblokiran situs tersebut.
“Ada yang bukan di Kominfo, kami berikan jalur khusus untuk aparat keamanan,” kata dia. [AW/ROL, Ant]