YERUSALEM, (Panjimas.com) – Berbeda Pemimpin maka berbeda pula kebijakan dan sikapnya, tampaknya sangat tepat disematkan pada pemerintahan Mesir pada masa Abdel Fatah As-Sisi.
Bagaimana tidak , Sekitar 4 tahun lalu, saat Presiden Morsi berkuasa, ia dan pemerintahannya menjadi andalan bagi warga Gaza, karena kebijakannya yang membuka jalur perbatasan Mesir-Gaza, sementara pasca digulingkan oleh kudeta militer Jenderal As-Sisi, kebijakan Mesir berbalik 360 derajat, Mesir telah menjadi antek zionis Israel.
Seperti laporan baru-baru ini yang dilansir oleh Anadolu Agency, bahwa Menteri Infrastuktur Israel dengan bangga mengatakan bahwa kebijakan baru Mesir untuk membanjiri terowongan antara jalur Gaza dan Semenanjung Sinai dengan menggunakan air laut merupakan permintaan khusus Israel.
“Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi membanjiri terowongan di perbatasan negaranya dengan Jalur Gaza dengan air laut berdasarkan permintaan khusus oleh Israel,” kata Steinitz pada sebuah seminar yang diselenggarakan hari Sabtu (06/02/20160 di kota Beer Sheva wilayah selatan, mengutip Israel Radio.
“Koordinasi Keamanan antara kedua negara [Israel dan Mesir] lebih baik dari sebelumnya,” kata Menteri Infrastuktur Israel ini dalam seminar yang mendiskusikan hubungan Israel-Mesir.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, tentara Mesir telah mulai membanjiri jaringan terowongan lintas perbatasan yang menghubungkan Semenanjung Sinai Mesir ke Jalur Gaza dengan air laut.
Pemberlakuan blokade bertahun-tahun oleh Israel dan Mesir, membuat Hamas dengan dan masyarakat Palestina di Jalur Gaza sangat bergantung pada jaringan terowongan lintas perbatasan itu untuk mengimpor komoditas yang sangat dibutuhkan, termasuk makanan, bahan bakar dan obat-obatan.
Sebagaimana diketahui, Menteri Steinitz memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan salah satu anggota Kabinet Keamanan yang berpengaruh. [IZ]