YERUSALEM, (Panjimas.com) – Ketua Dewan Islam Tertinggi di Yerusalem Sheikh Ikrima Sabri mengatakan pada hari Selasa, (02/02/2016) bahwa tidak ada upaya atau tindakan nyata dari Kementerian Wakaf Yordania untuk menantang situasi buruk yang dialami umat Islam di Masjid Al-Aqsha, demikian dilansir oleh Safa News Agency.
Sheikh Sabri mengatakan bahwa tindakan resmi pendiaman pada larangan zionis Israel kepada umat Muslim untuk beribadah di Masjid Al-Aqsha, semakin mendorong Israel melakukan pelanggaran-pelanggaran dan kekerasan-kekerasan lainnya.
Mufti Masjid Al-Aqsa ini juga menyalahkan kelompok sayap kanan pemerintah Israel, yang “mendukung” kelompok ekstrimis mencegah umat Islam dari melakukan sholat di Masjid Al-Aqsa. Sheikh Sabri juga menyalahkan tindakan ‘diam’ dari negara-negara Arab dan Negara Muslim lainnya, yang menurutnya telah menyerah untuk mendukung Al-Aqsa.
Sheikh yang memimpin Dewan Tinggi Islam di Yerusalem ini juga menambahkan bahwa “Akhir dari pencegahan ini akan datang segera. Kami mendukung Anda dan berdoa untuk Anda. Penindasan pasti akan menjadi bumerang bagi mereka para penindas. ”
Sheikh Ikrima Sabri mengatakan bahwa Komite Tinggi Islam kemungkinan akan mengadakan konferensi pers khusus untuk berbicara tentang masalah ini.
Muslim dan Muslimah Palestina yang dilarang sholat di Masjid Al-Aqsha kemudian melakukan aksi sit-in (mogok) pendudukan di gerbang Al-Aqsa pada hari Selasa (02/02/2016). Merespon aksi sit-in, Pasukan Israel membalas dengan melakukan tindak kekerasan dan membubarkan mereka.
Seperti diberitakan panjimas sebelumnya, pada pertengahan bulan Januari lalu, Presiden Dewan Tinggi Islam di Yerusalem, Sheikh Ikrima Sabri telah menuntut intervensi pemerintah Yordania untuk menekan Israel agar menghentikan kebijakan agresifnya terhadap jamaah Muslim di Masjid Al-Aqsa.
Meningkatnya ketegangan di wilayah Palestina telah menyebabkan puluhan orang tewas dan ratusan bentrokan terjadi.
Saat berbicara kepada Quds Press, Sheikh Sabri mengkritik masyarakat Arab dan komunitas internasional karena tidak memberikan perhatian yang cukup besar kepada kota Yerusalem yang secara paksa sedang di-Yahudisasi-kan dan penduduknya ditindas.
“Pendudukan Israel yang diikuti dengan pelaksaanan kebijakan rasis telah ditolak dan tidak terjadi di negara manapun di dunia selain Palestina,” tambah Sheikh Sabri. Selama protes kemarin, Sheikh Sabri juga menambahkan bahwa “tidak ada seorangpun yang memiliki hak untuk menghilangkan tempat ibadah mereka.”
Sheikh Ikrima Sabri menegaskan bahwa pemerintah Israel bertanggung jawab atas ketegangan di Yerusalem sebagai akibat dari serbuan paksa para pemukim Yahudi ke Masjid Al-Aqsa. [IZ]