DOHA, (Panjimas.com) – Pertemuan Hamas-Fatah yang terjadi di Qatar akan mengidentifikasi isu-isu utama rekonsiliasi bersama, demikian menurut Kepala Editor Surat Kabar Al-Sharq Qatar, Jaber Al-Harami sebagaimana dilansir oleh MEMO.
Delegasi Senior Hamas dan Fatah akan bertemu di Doha, hari Sabtu (06-02-2016) mendatang untuk membahas kebuntuan dalam proses rekonsiliasi bersama.
Berbicara kepada Al-Resalah, Jaber Al-Harami mengatakan bahwa “Pertemuan awal akan menentukan kapan pertemuan antara Kepala Hamas Khalid Meshaal, Otoritas Palestina (PA) dan Ketua Fatah Mahmoud Abbas,” perlu dicatat bahwa tujuan diskusi ini (Hamas-Fatah-PA) adalah untuk mencairkan suasana antara 2 gerakan itu.
Al-Harami mengatakan Qatar mengusulkan pertemuan diskusi yang berharap agar dapat menuntaskan upaya-upaya rekonsiliasi sebelumnya. Kepala Editor Al-Sharq Qatar ini juga mengatakan bahwa permasalahan-permasalahan terkait warga Palestina adalah kebutuhan mendesak untuk proses rekonsiliasi 2 faksi terbesar kelompok perlawanan ini
Pihak Fatah memuji upaya Qatar untuk mendorong rekonsiliasi dengan pihak Hamas namun laporan media menunjukkan tindakan PA (Otoritas Palestina) yang bertujuan untuk meruntuhkan dan melemahkan upaya menuju perlawanan keras terhadap pengepungan zionis Israel yang telah berlangsung di Gaza sejak tahun 2006.
Al-Harami mengatakan bahwa setiap hasil positif dalam pembicaraan rekonsiliasi “harus tercermin dalam peningkatan kehidupan” di Jalur Gaza.
Lebih lanjut Al-Harami juga mengatakan bahwa “Ada sisi eksternal dan internal yang mencoba untuk melemahkan upaya Qatar, terutama mengenai listrik.”
Dia menegaskan bahwa ada sisi pihak Arab yang menolak upaya Turki untuk menghilangkan blokade atas Gaza sebagai bagian dari kesepakatan potensial antara Turki dan Israel.
Dia mengatakan bahwa Qatar dan Turki bekerja sama sangat erat untuk memudahkan kehidupan warga Palestina di Jalur Gaza, terutama dengan melakukan perlawanan politik terhadap kondisi pengepungan.
Al Harami mencatat bahwa Qatar tahu betul bahwa ada tekanan regional dan internasional untuk mempertahankan blokade Gaza, ia pun menambahkan bahwa hal ini tidak akan mempengaruhi upaya Qatar untuk menghapusnya.
Mesir masih memiliki peran besar untuk bermain dalam isu Palestina meskipun faktanya Mesir telah menyerah pada peran “bersejarah”-nya, ujar Al-Harami. [IZ]