BOYOLALI, (Panjimas.com) – Masyarakat sangat menerima keberadaan Ponpes Darusy Syahadah. Indikatornya, permintaan masyarakat akan jumlah ustadz selalu melebihi jumlah alumni. Indikator lain, sekolah-sekolah di sekitar pondok meminta tenaga pengajar agama ke ponpes ini. Dakwah di puluhan masjid sekitar pun terus berjalan dan direspon baik oleh masyarakat. Demikian kata Ustadz Qosdi Ridwanullah, Mudzir PP. Darusy Syahadah, Boyolali, Jawa Tengah.
“Wallahu a’lam, kalo tidak ada black campain, secara umum masyarakat menerima. Indikasinya, dulu kita hanya 24 orang, kemudian sekarang ini kaum muslimin sudah menitipkan di Darusy Syahadah ini seribuan santriwan-santriwati. Kemudian selalu saja permintaan lebih banyak dari alumni yang keluar. Kemudian dalam praktek-praktek di masyarakat, sekarang ini kita ada tim yang membina sekitar 52 masjid dan mushala di sekitar sini. Itu juga masyarakat bisa menerima. Juga sekolah-sekolah di sekitar sini, ada SD, SMP, MI itu juga minta bantuan tenaga pengajar agama dari Darusy Syahadah. Jadi realita tidak ada permasalahan dengan ajaran Darusy Syahadah. Misalnya kalau sesat kan mayarakat tentunya protes. Kita juga kerja sama dengan MUI Kecamatan, kumpul dengan takmir masjid sekecamatan, ustadz-ustadz kita juga mengisi di berbagai kajian-kajian,” paparnya kepada Panjimas, Kamis (4/2/2016).
Sayangnya, pemberitaan media terkadang mencederai citra baik tersebut. Hingga pernah ada generasi penerus bangsa ini yang ingin belajar dan mengembangkan potensi kebaikan diri di sana, kandas akibat berita miring berunsur fitnah.
“Hanya yang saya khawatirkan justru berita ini yang memojokkan. Karena dulu pernah ada orang Sulawesi yang anaknya mau masuk sini tujuh orang. Tapi karena orang tuanya dosen-dosen yang suka baca berita, dan ternyata jelek isinya, akhirnya nggak jadi karena takut,” ungkap Qosdi.
Namun betapa pun makar pihak-pihak yang tak senang, Darusy Syahadah terus berkembang dengan seizin Allah SWT. Buktinya, pesantren yang terletak di wilayah kecamatan Simo ini tetap eksis dan terus berkembang. [IB]