SEMARANG, (Panjimas.com) – Meluruskan berita yang beredar saat ini yang dimuat oleh salah satu media Islam, yang menyatakan bahwa ada sebuah masjid di Semarang yang digembok atas usulan Yayasan Kristen.
Berita tersebut yang menyatakan Masjid Digembok oleh yayasan kristen itu tidak benar.
Melalui release yang dikirimkan ke panjimas Rabu, (3/2/2016) JAS menjelaskan bahwa, kronologis yang sebetulnya terjadi adalah pada hari Sabtu tanggal 29 Januari 2016 ketika Abu Dzaki (Qoid Sariyah Dakwah Jamaah Ansharusy Syariah Semarang) bersama ketua MCI ( Muallaf Center Indonesia) cabang Semarang, Akhi Ridho dan perwakilan kedubes arab, Abu Ahmad meninjau lokasi desa Deliksari Semarang. Peninjauan tersebut dalam rangka Progam Pembangunan sumur Utsman. Karena daerah ini rawan kekeringan pada musim kemarau.
Selanjutnya pada hari Ahad tanggal 31 Januari tim dari Sariyah Dakwah JAS dan MCI Semarang meninjau ulang dan melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat dan warga disana. laporan dari tim bahwa warga menerima dengan baik dan bapak supangat sebagai ketua RW setempat juga mengungkapkan rasa senang dengan progam sumurnya.
Kawasan Deliksari disamping rawan longsor juga kalau kemarau datang sering kekeringan. daerah deliksari sebagai proyek kristenisasi memang benar, warga dengan latar belakang kurang mampu dan banyaknya Misionaris, gereja dan lembaga-lembaga nasrani diantaranya Rotari Club,Yayasan Sugiopranoto, Unika. Menjadikan daerah deliksari yang menjadi lahan empuk sebagai proyek kristenisasi.
Dari pantauan tim disepanjang jalan kawasan delik sari juga tidak ditemukan wanita muslim yang memakai Jilbab dan banyak anjing yang berkeliaran. Kondisi masjid juga sangat memprihatinkan, air Wudhu didapat dari tadah hujan sering dikunci dan dibuka kalau magrib dan Isya’ karena takut kalau binatang Ayam dan anjing masuk.
Saat bertemu guru ngaji disana yang juga sebagai Bu RT mengatakan TPQ sepi karena bnyak bimbel nasrani.
“Kalau disini TPQ’nya sepi mas, banyak bimbel nasrani,pas habis bimbel dikasih jajan dan terkadang diajak piknik.” ungkap bu yanti yang menjadi gurungaji tersebut
Berkenaan berita tersebut Akhi Ridho Satrio (MCI Semarang) sebagai pembuat berita mengaku salah dalam menulis berita dan meminta maaf.
“Mohon maaf, saya Ridho Satrio menyatakan berita tersebut tidak benar dan perlu di luruskan, dalam hal penggembokan masjid setelah kami telusuri hanya kesalahpahaman saya dan wartawan penulis yang lemah sebagai manusia, mohon maaf kepada lingkungan dan masyarakat setempat atau pihak yg dirugikan.”
Setelah dihubungi takmir Masjid Attaqwa bapak Wakimin berkenaan dengan berita tersebut juga menyampaikan bahwa masjid dikunci agar tidak dimasuki anjing dan juga tidak ada keluhan dari warga.
“Masjid ditutup disiang hari untuk menghindari anjing masuk dan masjid dibuka pada waktu-waktu sholat & sampe saat ini tdk ada keluhan warga setempat” ucap wakimin takmir masjid attaqwa. [RN]