SOLO, (Panjimas.com) – Pernyataan Ade Armando yang merujuk pada penafsiran Siti Musdah Mulia bahwa kaum Luth dilaknat bukan karena orientasi seks sejenis, namun karena tindakan anal seks, mendapat kritik tajam dari banyak ulama. Salah satunya dari DR. Muinudinillah Basri, MA. Dosen LIPIA Jakarta ini mengatakan bahwa itu tindakan kurang ajar. Musdah memakai tafsir hermeunetika.
“Itu kurang ajar itu. Itu tafsir hermeneutika,” ujarnya kepada Panjimas, Senin (1/2/2016) malam.
Dikatakannya bahwa sebenarnya Musdah punya kepentingan pribadi, yakni ingin menghalalkan LGBT, tapi dia memanfaatkan ayat Al-Qur’an.
“Sebenarnya tafsir hermeunetika yang dilakukan oleh Musdah Mulia adalah dia punya kepentingan pribadi ingin melegalkan itu (LGBT), kemudian menisbahkan pada penafsiran. Itu bukan penafsiran, itu namanya tahrif, tahrif penyelewengan,” terang Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta lebih lanjut.
Ustadz yang juga pengasuh Ponpes Ibnu Abbas Klaten, Jawa Tengah ini menegaskan bahwa pernyataan yang menyebut bahwa Allah tidak mengharamkan LGBT adalah kebohongan sekaligus kebodohan yang luar biasa.
“Itu merupakan sebuah kebohongan dan kebodohan yang luar biasa!” tegasnya. [IB]