GAZA, (Panjimas.com) – Hari Jumat (29/01/2016) dilaporkan sekitar Ratusan ribu warga Palestina di Jalur Gaza turut ambil bagian di pemakaman 7 pejuang mujahidin dari sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam yang gugur ketika sedang menjalankan misi membangun kembali jaringan terowongan bawah tanah, dilansir oleh Middle East Monitor.
HAMAS melaporkan hampir seperempat juta warga Gaza yang ikut menghantarkan jenazah dan mendoakan para pejuang Mujahidin al-Qassam, yang dikebumikan di pemakaman al-Shuhada di bagian timur Kota Gaza. Prosesi pemakaman dipimpin oleh anggota-anggota bersenjata dari Brigade Al-Qassam, dimana jenazah para syuhada ini diberangkatkna dari Masjid Al-Omari di Gaza City setelah Shalat Jumat.
Pejabat senior HAMAS, Ismail Haniyeh, mengatakan selama prosesi pemakaman bahwa “perlawanan masih berlangsung dan bahwa Brigade al-Qassam akan senantiasa terus mempersiapkan diri untuk menghadapi konfrontasi dengan pasukan pendudukan Israel,”
Haniyeh juga menambahkan bahwa para pejuang mujahidin al-Qassam menggali terowongan untuk mempertahankan Jalur Gaza yang terkepung. Dalam beberapa minggu terakhir, telah berkembang spekulasi tentang “perang baru” di Gaza.
HAMAS mengumumkan hari Kamis (28/01/2016) bahwa setidaknya 10 pejuang Mujahidin Al-Qassam berada di sebuah terowongan di utara Gaza awal pekan ini ketika terowongan bawah tanah itu runtuh karena hujan lebat yang melanda Gaza. Insiden ini merenggut nyawa 7 mujahidin Al-Qassam, diantaranya adalah Thabet al-Rifi berusia 25 tahun, Ghazwan al-Shubaki berusia 25 tahun, Izz al-Din Qassem berusia 21 tahun, Wassim Hassouneh berusia 19 tahun, Mahmoud Basal berusia 25 tahun, Nidal Odeh berusia 24 tahun, dan Jaafar Hamadeh berusia 23 tahun.
Pernyataan itu didukung laporan sebelumnya bahwa HAMAS telah memperluas jaringan terowongan bawah tanahnya, yang diketahui digunakan terutama untuk tujuan militer di bagian utara Jalur Gaza, selain terowongan juga diperlukan untuk menyelundupkan pasokan logistik di bagian selatan Gaza. Perlu dicatat, bahwa HAMAS telah berupaya memperluas jaringan terowongan bawah tanahnya sejak serangan ofensif Israel tahun 2014 di daerah-daerah kantong yang dikepung dimana hingga kini banyak bangunan yang hancur.
Dalam pernyataan pers yang dirilis sebelum pemakaman hari Jumat (29/01/2016), HAMAS menyatakan berkabung atas gugurnya 7 pejuang mereka dan menyerukan agar warga-warga Palestina untuk berkumpul melakukan rapat umum massa di sekitar pasukan perlawanan dan menolak segala bentuk koordinasi keamanan dengan pasukan pendudukan zionis Israel.
“Mereka (7 mujahidin) gugur karena mereka mempersiapkan perlawanan anti-pendudukan Israel. Mereka telah mengorbankan jiwa mereka untuk membela tanah mereka dan melindungi tempat suci Agama Islam,” demikian pernyataan itu.
HAMAS menambahkan dalam pernyataannya bahwa mereka yang tetap memilih bungkam atas kejahatan Israel dan memilih untuk menopang koordinasi keamanan Israel adalah musuh bangsa. “perlawanan bersenjata adalah satu-satunya jalan menuju pembebasan Palestina. Pengorbanan rakyat kita tidak akan pernah sia-sia, “.
Pejabat HAMAS sebelumnya sangat vokal dalam penolakan mereka terhadap respon Otoritas Palestina, khususnya terkait koordinasi keamanan yang dilakukan dengan Israel. [IZ]