LONDON, (Panjimas.com) – Amnesty International mengecam Iran dalam sebuah laporan terbarunya terkait rencana Rezim Syiah ini untuk mengeksekusi mati 160 anak di bawah umur. Selain itu, lembaga monitor HAM yang berbasis di kota London ini juga menekankan bahwa langkah eksekusi mati anak di bawah umur ini “mengungkapkan kemunafikan Teheran”, demikian sebagaimana dilansir oleh Middle East Monitor.
Lembaga LSM yang mengawasi soal HAM dan juga melakukan advokasi hukum ini juga mengatakan dalam sebuah laporan mereka yang diterbitkan hari Selasa (26/01/2016) lalu bahwa sejumlah pemuda di Iran sedang mendekam di dalam penjara dan menunggu eksekusi mati karena kejahatan yang mereka lakukan ketika mereka berada di bawah usia 18 tahun.
In bukanlah pertama kalinya bagi organisasi HAM internasional ini, mengutuk dan mengecam tindakan Iran karena mengeksekusi mati anak di bawah umur.
Laporan Amnesty International tersebut menyatakan bahwa Iran telah “terus mengirimkan para pelaku remaja ke tiang gantungan, sementara itu ironisnya meneriakkan kemajuan mereka yang besar di satu sisi, reformasi Iran sedikit demi sedikit telah gagal untuk menghapuskan hukuman mati terhadap para pelaku remaja”.
Wakil Direktur Amnesty International untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara Boumedouha, mengatakan bahwa “Laporan AI ini menyoroti tentang pengabaian memalukan Iran untuk hak-hak anak. Iran adalah salah satu dari sedikit negara yang terus menerus mengeksekusi mati pelaku remaja, ini merupakan pelanggaran terang-terangan atas larangan hukum mutlak pada penggunaan hukuman mati terhadap orang-orang di bawah usia 18 tahun pada saat melakukan kejahatan. ”
“Meskipun ada beberapa reformasi Peradilan remaja, rezim Iran terus tertinggal dari sisa Negara-negara lain di dunia, karena Iran tetap mempertahankan Undang-Undang yang mengizinkan gadis muda seusia 9 tahun dan seorang anak laki-laki muda seusia 15 tahun dihukum mati,” kata Boumedouha.
Untuk diketahui sebelumnya akhir bulan Desember lalu, Mahkamah Agung Iran juga telah menyetujui hukuman mati bagi 27 Ulama Sunni, karena klaim tuduhan aktifitas propaganda dan bersenjata di Negara itu.
Begitu banyak warga Sunni yang dieksekusi karena klaim tuduhan pembunuhan pejabat dan diketahui berhubungan dengan kelompok salafis, mengutip MEMO.
Banyaknya eksekusi oleh rezim Syiah Iran ini, memicu penolakan bahkan dari pihak oposisi Iran, seperti NCRI (National Council of Resistance in Iran), Dewan Nasional Perlawanan Terhadap Iran), yang menyebut rezim Teheran itu saat ini sebagai pemerintahan Syiah yang “Fasis”. Lebih lanjut NCRI, menyebutkan bahwa “sumber dari kekejaman Iran, di kawasan Timur Tengah dan wilayah lain di dunia adalah faham “fasisme religious”, yang tanpa faham itu dunia akan hidup dalam ketenangan dan perdamaian.” Demikian pernyataan NCRI.[IZ]