ALEPPO, (Panjimas.com) – Lebih dari 100 tentara Rusia telah tewas sejak Moskow meluncurkan kampanye militernya di Suriah bulan September lalu untuk mem-back-up Rezim Syiah Nushairiyah Bashar al-Assad, demikian menurut sumber terpercaya yang dekat dengan rezim Suriah sebagaimana dilansir oleh Anadolu Agency.
Sumber tersebut mengatakan bahwa ratusan tentara Rusia di Suriah secara rutin ambil bagian dalam memerintahkan sejumlah serangan rezim Assad di garis terdepan melawan pihak oposisi para faksi mujahidin Suriah, sementara itu pasukan khusus Rusia sesekali berpartisipasi dalam operasi bersama pasukan rezim Syiah ini.
Pasukan Rusia dikerahkan di Jurin Latakia, Salma dan Distrik Rabia dan Khmeimim yang merupakan markas militer Rusia, ujar sumber-sumber terpercaya. Pasukan Rusia juga melaksanakan tugas-tugas seperti misalnya dalam tim teknis pesawat tempur dan rudal-rudal di Damaskus, Hama, Homs, kata sumber terpercaya menambahkan.
Selain itu, Unit Militer Rusia juga hadir di bagian timur laut Provinsi al-Hasakah untuk berkontribusi pada pengamanan operasi perluasan Bandara Internasional Qamishli dekat perbatasan Turki. Pada tanggal 19 Januari lalu, Komite Koordinasi Lokal Suriah mengatakan bahwa 100 tentara Rusia telah dikerahkan untuk operasi di Qamishli.
Sumber itu juga mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa 109 tentara Rusia telah tewas sejak dimulainya operasi militer Rusia pada 30 September 2015. Banyak dari mereka tewas dalam pertempuran sementara beberapa yang lainnya tewas ketika helikopter transportasi yang mereka ditembak jatuh, kata seorang sumber yang dekat dengan rezim Assad.
Perlu diketahui bahwa penyebab kematian tentara-tentara Rusia di masa perdamaian dianggap sebagai “rahasia Negara”, ini menurut sebuah Rancangan Undang-Undang yang telah ditandatangani dan disahkan sebagai undang-undang di bulan Mei tahun lalu oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. UU ini juga melarang memberikan informasi tentang pasukan Rusia yang meninggal dalam operasi khusus. [IZ]