JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Komisi Dakwah Khusus MUI Pusat, Ustadz Abu Deedat Syihab SH MH mengungkapkan, adanya dugaan rencana aksi sparatisme dan terorisme yang akan dilakukan oleh Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR).
Pasalnya, GAFATAR, disinyalir menggunakan pola rekrutmen serta doktrin periodesasi mirip dengan NII KW 9.
“Periode mereka ada yang namanya periode Sirron (rahasia), Jahron (terang-terangan), Hijrah, Qital kemudian Futuh, sebenarnya ini mengambil dari doktrin NII. Karena memang dulu Ahmad Musadeq dulu pernah bergabung dengan NII KW 9,” kata Ustadz Abu Deedat kepada Panjimas.com, beberapa waktu lalu.
Ustadz Abu Deeda menjelaskan, saat ini GAFATAR mungkin sedang menerapkan tahapan hijrah, setelah sebelumnya tahapan sirron dan jahron sudah dilalui.
“Kenapa banyak dari Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Solo dan lain-lain melaporkan ada keluarga mereka yang hilang; anaknya, orang tuanya, istrinya dan macam-macam itu, kemudian sepertinya periodenya dalam waktu yang berdekatan, inilah barangkali yang mereka terapkan sudah masuk pada periode hijrah. Ya hijrahnya ke Kalimantan itu,” ungkapnya.
Tak hanya doktrin hijrah, Ustadz Abu Deedat menduga, GAFATAR memili rencana besar untuk membentuk sebuah negara dalam negara atau mengarah kepada sparatisme.
Sebab, setelah periode hijrah, maka mereka akan memasuki periode qital yang artinya periode perang. Mereka akan melakukan apa saja dengan jalan kekerasan atau teror guna mencapai tujuannya.
“Selanjutnya setelah tahapan hijrah ini ada tahapan qital. Tentu qital ini yang dimaksud adalah perang,” ujarnya.
Sehingga dengan adanya peperangan ini, mereka berharap adanya futuhat (penaklukkan) untuk mendirikan sebuah negara hingga mencapai periode khilafah yang diperkirakan akan datang pada tahun 2025 mendatang.
Doktrin Perang Perintah Yesus
GAFATAR yang merupakan metamorfosa dari aliran sesat Al-Qiyadah Al-Islamiyah, dalam ajarannya telah melakukan sinkretisme agama. Bukan hanya Islam, ajaran Kristen dan Yahudi pun dimasukkan dalam doktrin mereka. (Baca: Ketua Komisi Dakwah Khusus MUI Pusat: GAFATAR Aliran Sesat Oplosan)
Pakar kristologi dan Ketua Komisi Dakwah Khusus MUI Pusat, Ustadz Abu Deedat, membenarkan hal itu, sebab ia pernah melakukan penelitian dan dialog dengan pengikut GAFATAR. Saat itu mereka masih menggunakan nama Komunitas Millah Abraham (KOMAR),
Seperti dipaparkan Ustadz Abu Deedat, dalam buku Ummah Perjanjian, yang ditulis oleh Ahmad Musadeq sang pimpinan Al-Qiyadah Al-Islamiyah saat itu, dengan gamblang mengutip ayat bible dalam doktrinnya. Musadeq menyerukan kepada pengikutnya agar membeli senjata dan mempersiapkan diri untuk berperang, seperti perintah Yesus.
Dalam Bab Yesus Datang Membawa Pedang, di halaman 23, Musadeq yang mengaku sebagai Al-Masih (mesias) itu mengutip Matius 10: 34, (Baca: Pentolan Aliran Sesat GAFATAR, Ahmad Musadeq Sang Nabi Palsu Jadi-jadian)
“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.”
Pada halaman berikutnya, Musadeq menjelaskan,
Yesus berkata, “hari ini, siapa yang memiliki pundi-pundi, hendaklah dia membeli pedang.” Artinya harta benda kamu itu hendaklah dibelanjakan kepada sarana dan prasarana, yang menunjang perjuangan Yesus Kristus. Kemudian dikerahkan untuk men-tegakkan Kerajaan Alloh di muka bumi. Yasus berjuang untuk mentegakkan kerajaan Alloh , artinya pada satu fase di dalam proses perjuangannya itu, suka atau tidak suka dia akan menghadapi (melakukan) perang. Oleh sebab itu, dia mengatakan “hendaklah membeli pedang.” Inilah wajah Yesus yang sesungguhnya. Wajah Yesus sesungguhnya, yang ada di dalam Al-Kitab. Dan ini berbeda dengan wajah Yesus menurut pandangan ahli Kitab (agamis).
Dari penjelasan di atas, doktrin untuk menyiapkan senjata dan perintah berperang, bukan isapan jempol. (Baca: Pengakuan Eks GAFATAR: Latihan Militer dan Beli Senjata untuk Lakukan Perlawanan)
Apalagi, hal tersebut sudah diakui oleh mantan pengikut GAFATAR yang menyebut hasil dari perkebunan akan digunakan untuk membeli senjata. [AW]