BOYOLALI, (Panjimas.com) – Puluhan relawan yang kebanyakan pemuda muslim-muslimah mengajak anak-anak eks-Gafatar bermain dan berkreativitas di lokasi transit Embarkasi Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah.
“Jumlah relawan sekitar 50-an, terdiri dari berbagai lembaga di Jawa tengah,” kata Dra. Jauharotul Farida, selaku koordinatir relawan anak, Selasa (26/1/2016).
Mereka antara lain dari UIN Walisongo Semarang, Kemensos, Rumah Hebat Indonesia, UMS, Gapai, PPMI, SM, FIM Bengawan, FAS, Sahabat Kapas, Peksos Perlindungan Anak, dll.
Pendampingan dilakukan sejak Senin, 25 Januari, dan diagendakan sampai Jum’at. Dan kegiatan mereka antara lain, membaca, menggambar, menempel, main bola, dan aneka permainan edukatif. Dua armada perpustakaan keliling dari Arpus Jateng juga didatangkan.
Kegiatan dilakukan pagi hingga sore hari. Sedangkan malam digunakan untuk beristirahat dan berkumpul dengan orang tua mereka. Karena selama anak-anak berkegiatan di Gedung Musdzalifah, orang tua mereka mengikuti bimbingan konseling di gedung lain.
“Malam sengaja tidak ada kegiatan, agar anak-anak bisa berkumpul bersama orang tua mereka dan menceritakan keceriaannya bermain bersama,” ujar Farida.
Salah seorang relawan, Ery, menjelaskan, para relawan berusaha memerlakukan anak-anak dengan sebaik mungkin, agar mereka merasakan kenyamanan yang nyata. Maka mereka pun berinisiatif mengganti istilah anak eks-Gafatar menjadi Keluarga Anak Indonesia.
“Kalo kita menyebutnya eks-Gafatar kan rasanya gimana kan, Mas, maka kami bikin nama Keluarga Anak Indonesia, biar lebih nyaman baagi mereka. Dan tempat ini (gedung Musdzalifah) kita sebut sebagai ruang keluarga,” terangnya sembari tersenyum.
Farida menambahkan, “Kami hanya ingin memberikan rasa nyaman pada anak-anak, dan berusaha membangun kembalin karakter building mereka agar kembali menjadi dirinya seperti semula.” [IB]