CILACAP (Panjimas.com) – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab mengungkapkan sejumlah fakta mengejutkan dalam sidang Peninjauan Kembali (PK) Ustadz Abu Bakar Ba’asyir.
Habib Riziq menguraikan secara detil kronologis asal mula terjadinya latihan perang di Aceh. Sebab, pelatihan tersebut ternyata menyeret beberapa anggota FPI yang ikut serta di dalamnya.
Berdasarkan hasil investigasi FPI, ternyata oknum-oknum anggota POLRI aktif yang menyiapkan persenjataan serta menyiapkan latihan menembak di Mako Brimob.
“Yang menyediakan senjata adalah anggota Brimob, yang menyiapkan tempat latihan menembak juga anggota Brimob dan latihan tembaknya juga di markas Mako Brimob,” kata Habib Rizieq Syihab saat memberikan kesaksian di PN Cilacap, Jawa Tengah pada Selasa (26/1/2016).
Kemudian, pelatihan militer atau i’dad di Aceh dituding oleh pemerintah sebagai pelatihan teroris, dalam hal ini menyeret Ustadz Abu Bakar Ba’asyir sebagai terdakwa dan divonis zalim 15 tahun penjara.
Jika demikian halnya, maka pelatihan militer di Aceh dan juga di Mako Brimob, jelas saling berkaitan. Jika pelatihan militer di Aceh adalah pelatihan teroris maka Mako Brimob adalah sarang teroris.
“Jadi kalau itu dikategorikan latihan teroris, maka markas Brimob di Kelapa Dua adalah sarang teroris!” tegas Habib Rizieq.
Oleh sebab itu, Habib Rizieq menduga ada konspirasi intelijen di balik pelatihan militer Aceh, untuk menjebak para aktivis Islam dan menjerat tokoh Islam, seperti Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. [AW]