JAKARTA (Panjimas.com) – Aksi penolakan jenazah seperti pelaku penyerangan di jalan Thamrin, Jakarta, bukan yang pertama kalinya terjadi. Meskipun mereka dianggap melakukan kejahatan, status mereka adalah seorang Muslim yang selayaknya diurus jenazahnya dengan baik.
Ironisnya, upaya penolakan jenazah ini justru mendapat dukungan dari pimpinan sebuah Ormas Islam, Ketua PBNU, Said Aqil Siradj. (Baca: Beda dengan Sikap Bijak Gubernur Jabar, Said Aqil Dukung Penolakan Jenazah Pelaku Serangan di Thamrin)
Jurnalis Panjimas.com, sebelumnya sempat mewawancarai pengamat terorisme Mustofa Nahrawardaya. Ia justru menilai aksi penolakan yang dilakukan terhadap jenazah pelaku, tidak murni dilakukan masyarakat.
“Saya menduga penolakan itu ada yang menggerakkan oleh kelompok tertentu yang mempunyai uang, power dan kekuasaan untuk menggerakkan massa,” kata Mustofa kepada Panjimas.com Kamis (21/01).
Sebelum penolakan terjadi, Mustofa menilai sebuah tim kerja sudah bermain untuk menggerakkan masyarakat.
“Masyarakat sebenarnya tidak paham kalau sedang digerakkan. Tapi tim kerja melibatkan RT dan RW, sehingga masyarakat akan ikut,” tandasnya.
Seeperti diberitakan sebelumnya, berbeda dengan sikap bijak Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, yang mengimbau masyarakat menerima pemakaman jenazah pelaku serangan di jalan Thamrin, Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siraj, justru menyerukan penolakan jenazah.
Hal itu disampaikan oleh Said di sela acara Haul Kiai Newes, sesepuh Desa Kedungwungu, Kecamatan Krangkeng, Indramayu, Jumat (22/1/2016) malam.
“Siapa pun yang melakukan tindakan yang menimbulkan rasa takut pada orang lain, teror, menganggu orang banyak, maka sudah semestinya jenazahnya ditolak oleh masyarakat. Mereka adalah teroris,” ujar Said seperti dilansir NU Online, Sabtu (23/1/2016).
Terkait adanya pihak yang menyerukan untuk mengedepankan rasa kemanusiaan, mereka memprotes langkah masyarakat yang menolak jenazah teroris, Said menegaskan, “Kita menghormati kemanusiaan, tetapi kemanusiaan kita berikan kepada orang-orang yang mengedepankan kemanusiaan. Sedangkan teroris jelas-jelas tidak punya rasa kemanusiaan dan sedikit pun tanpa rasa kemanusiaan. Untuk apa kita melakukan kemanusiaan pada orang yang sama sekali tidak berprikemanusiaan,” imbuhnya.
Untuk diketahui, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan sebelumnya mengimbau warga untuk menerima dan memakamkan jenazah terduga pelaku serangan di jalan Thamrin, Jakarta.
Imbauan ini disampaikan Aher, sapaan Ahmad Heryawan, setelah mendapat kabar banyak warga yang menolak jenazah pelaku dikuburkan di daerahnya. [AW/Tomi]