JAKARTA (Panjimas.com) – Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bibit Samad Riyanto pernah bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR). Didaulat sebagai Ketua Dewan Pembina Gafatar selama satu tahun lebih Bibit mengaku merasa ditipu.
Pasalnya, GAFATAR mengaku bekerja atas petunjuk seorang juru selamat, yang ternyata dia adalah Nabi Palsu, Ahmad Musadeq
“Saat itu 24 Desember 2014, saya ketemu pengurusnya, dia cerita bahwa mereka bekerja atas petunjuk messiah. Siapa itu, Musadeq, saya teliti dan makin bulatlah saya untuk mundur,” jelas Bibit.
Ketua Komisi Dakwah Khusus MUI Pusat, Ustadz Abu Deedat Syihab SH MH, membenarkan hal tersebut.
“Jadi kalau Pak Bibit yang mengaku ditipu GAFATAR itu pernah menyinggung soal Mesias, ternyata juru selamat atau mesiasnya itu Ahmad Musadeq,” kata Ustadz Abu Deedat kepada Panjimas.com, Kamis (14/1/2016).
Lebih lanjut, menurut Ustadz Abu Deedat, bukan hanya ajaran GAFATAR yang oplosan, tetapi pentolannya, Ahmad Musadeq itu pun Nabi palsu jadi-jadian. Sebab ternyata Ahmad Musadeq bukan hanya mengaku menjadi Nabi dan Rasul, tetapi ia juga mengaku menjadi Nabi Isa atau Yesus, lalu mengaku pula sebagai Ruhul Qudus atau Malaikat Jibril Alihis Salam. (Baca: Ketua Komisi Dakwah Khusus MUI Pusat: GAFATAR Aliran Sesat Oplosan)
“Dalam buku Ummah Perjanjian yang diterbitkan Al Qiyadah Al Islamiyah, Ahmad Musadeq memang selain bisa menjadi Nabi dan Rasul, Al Masih Al Maw’ud, juga bisa menjadi Yesus, Mesias dan Ruhul Qudus,” ungkapnya.
Bukti-bukti pengakuan tersebut, hingga kini masih tertera di dalam buku Ummah Perjanjian yang ditulis oleh jemaat sesat Al-Qiyadah Al-Islamiyah sendiri. Dalam Muqaddimah buku tersebut, Musadeq mengaku sebagai Al-Masih Al-Maw’ud yang sebetulnya penamaan ini merujuk kepada Nabi Isa Alaihis Salam.
“…Saya (Al-Masih Al-Maw’ud) bisa dihadapkan lagi kepada saudara-saudara, untuk melaksanakan tugas kerosulan saya menyampaikan ajaran-ajaran Alloh kepada saudara…”
Dalam Bab Al-Masih Al-Maw’ud Diutus untuk Mensucikan Ummah, halaman 16, dikatakan, Musadeq mengaku dirinya sebagai Ruhul Qudus.
“Karena saya (Al-Masih Al-Maw’ud) adalah penjelmaan daripada Ruhul Qudus yang dulu turun kepada Muhammad Rosulullah…”
Untuk diketahui, Ahmad Musadeq alias Abdussalam sebelum mengaku sebagai Nabi Palsu Jadi-jadian merupakan pelatih bulutangkis, pensiunan KONI. Ia mendirikan jemaat Al-Qiyadah Al-Islamiyah terbentuk pada tahun 2000 setelah terjadi ketidakcocokan dengan metode pada NII KWIX pimpinan Panji Gumilang.
Ahmad Musadeq membawa ajaran pergerakan ini secara terang-terangan / jahran setelah mengaku mendapatkan mimpi setelah melakukan shaum dan tahanuts atau kontemplasi selama 40 hari di Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat. Ia pun mengaku sebagai Nabi utusan Allah.
Sebelum tahun 2007, pergerakan ini masih bersembunyi / sirran, namun setelahnya mulai berani menyebarkan ajarannya. Perkembangan pengikut ajaran ini pun berkembang sangat cepat.
Pada tahun 2007 aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah dinyatakan sesat oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) karena menyimpang dari ajaran Islam dan melakukan sinkretisme agama.
Pada 2008, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Musaddeq 4 tahun penjara dipotong masa tahanan atas pasal penodaan agama.
Aliran ini mempercayai bahwa Moshaddeq adalah Masih Al’Mau’ud, Mesias Yang Dijanjikan untuk ummat penganut ajaran Ibrahim / Abraham meliputi Islam (bani Ismail) dan Kristen (bani Ishaq), menggantikan Muhammad.
Termasuk di dalam kalimat syahadat, kata yang menyebutkan Nabi Muhammad juga dihapuskan dan diganti Al-Masih Al-Maw’ud Rasulullah.
Ahmad Musadeq kemudian menyatakan berotobat dari aliran sesatnya, namun ia diduga masih menyebarkan aliran sesatnya dengan mengganti nama aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah dengan nama Komunitas Milah Abraham (KOMAR) yang berkembang di daerah Depok, Jawa Barat. Setelah itu, KOMAR ‘berganti baju’ menjadi Ormas Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) yang berkedok kegiatan sosial dan kini terungkap kesesatannya. [AW]