JEDDAH (Panjimas.com) – Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) darurat Islam negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada tanggal 6 dan 7 Maret mendatang. Pertemuan darurat ini diselenggarakan atas permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk membahas situasi di Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa, dilansir oleh IINA.
Sebelumnya, Maroko telah setuju untuk menjadi tuan rumah KTT darurat Negara-negara Islam ini akan tetapi kemudian pihak Maroko memberi alasan-alasan ketidaksanggupannya menjamu para delegasi OKI dalam KTT darurat beberapa bulan mendatang, demikian menurut sumber-sumber informasi yang diolah International Islamic News Agency (IINA)
Maroko tidak memberi alasan yang meyakinkan untuk menolak menjadi tuan rumah KTT, menurut sumber-sumber OKI. Selanjutnya, para pejabat OKI mengadakan pembicaraan dengan para pejabat senior dari Indonesia, yang merupakan negara Muslim terbesar di dunia, bulan lalu di Jakarta dan serta baru-baru ini selama pertemuan luar biasa antar Menteri Luar Negeri Negara anggota OKI yang diselenggarakan di Jeddah telah ada pembicaraan lebih lanjut.
Iyad Madani Ameen, Sekretaris Jenderal OKI, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dan delegasi- yang menyertainya pada tanggal 20 Januari, di sela-sela pertemuan di Jeddah.
Dalam pertemuan tersebut, Madani menyambut baik keputusan Indonesia untuk mengadakan pertemuan puncak KTT Islam Luar Biasa, dan memuji peran Indonesia dalam mendukung perjuangan Palestina. Selama pertemuan, Kedua belah pihak mengulas hubungan bilateral OKI dan Indonesia, khususnya berkaitan dengan perspektif tentang Kantor Wilayah OKI (OIC Regional Office) di Jakarta.
Menteri Luar Negeri Indonesia menyerukan agar OKI meningkatkan kerjasama antara negara-negara Islam, terutama dalam menyebarkan pesan Islam yang moderat dan progresif. Retno Marsudi menghargai kontribusi OKI dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas di dunia Islam melalui konsultasi politik. [IZ]