BEKASI (Panjimas.com) – Selain mengecam aksi mengecam aksi festival kuliner lintas aliran sesat, Koordinator Dakwah Khusus Majlis Tabligh PP Muhammadiyah, KH Agus Trisundani Al-Bojonegoro juga menegaskan sikap Muhammadiyah tentang aliran sesat Syiah. (Baca: Muhammadiyah Bekasi: Festival Kuliner Lintas Aliran Sesat dan Kristen HKBP Pancing Kemarahan Umat Islam)
Menurut dosen kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), itu, secara tegas Muhammadiyah menolak Syiah dengan empat alasan:
Pertama, karena Muhammadiyah meyakini hanya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ma’sum. Oleh sebab itu Muhammadiyah menolak konsep kesucian imam-imam Syiah (‘ishmatul aimmah) dalam ajaran Syiah.
Kedua, Muhammadiyah meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menunjuk siapapun pengganti beliau sebagai Khalifah, kekhalifahan setelah beliau diserahkan kepada musyawarah umat, jadi Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhum adalah sah. Oleh sebab itu Muhammadiyah menolak konsep rafidhahnya Syiah.
Ketiga, Muhammadiyah menghormati Ali bin Abi Thalib sebagaimana shahabat-shahabat yang lain, tetapi Muhammadiyah menolak kultus individu terhadap Ali bin Abi Thalib dan keturunannya.
Keempat, Muhammadiyah menerima dan mengamalkan hadits-hadits shahih dari jalur manapun, sedangkan Syiah hanya menerima hadits dari jalur Ahlul Bait, sehingga ribuan hadits sahih walaupun riwayat Bukhari Muslim ditolak oleh Syiah.
“Berangkat dari empat persoalan itu, maka perbedaan antara Syiah dan Ahlussunnah sangat tajam, baik dalam hal aqidah, ibadah, munakahat dan lain-lainnya. Syiah berbahaya buat bangsa Indonesia karena berpotensi memecah-belah ukhuwah,” tegasnya. [AW/Lum]