BEKASI (Panjimas.com) – Dai sekaligus pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Kota Bekasi menyayangkan insiden festival kuliner yang diikuti trio kafir sesat; Syiah, Ahmadiyah dan Kristen HKBP Filadelfia di alun-alun Kota Bekasi, tepatnya di depan komplek Masjid Agung Al-Barkah.
Ia menduga, ada upaya pembiaran terhadap berkembang biaknya aliran sesat di Indonesia, demi kepentingan tertentu.
“Ini bisa jadi upaya untuk memelihara aliran sesat yang ada, di mana suatu ketika nanti mereka dipakai untuk kepentingan tertentu. Kalau aliran sesat itu dihabisi atau sama sekali tidak boleh berkembang, nanti tidak ada lagi sarana untuk mengalihkan isu,” kata Ustadz Bernad Abdul Jabbar kepada Panjimas.com, Ahad (17/1/2016).
Lebih lanjut, muallaf mantan misionaris Katolik ini juga mengungkapkan, aliran sesat dan Kristen HKBP sengaja menunggangi isu anti terorisme dalam festival kuliner tersebut, untuk meraih hati masyarakat.
“Ketika kita lihat aliran sesat Ahmadiyah, Syiah bahkan ada HKBP bertajuk festival lintas iman, acara seperti ini sepertinya serupa dengan acara di Lapangan Banteng, yang juga dihadiri Menteri Agama, Menteri Pertahanan dan pejabat pemerintah lainnya. Mereka melakukan itu untuk menunggangi isu anti terorisme,” ujarnya.
Selain itu, festival yang diikuti aliran sesat Syiah tersebut juga bentuk show of force melecehkan fatwa fatwa sesat MUI pusat, untuk membuktikan fatwa itu sama sekali tak berpengaruh bagi mereka.
“Fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu tinggal sekedar fatwa, sedangkan aliran-aliran sesat ini semakin tumbuh subur. Inilah bagian dari upaya show of force aliran sesat tersebut untuk menunjukkan bahwa walaupun fatwa sesat itu ada, mereka tetap bisa eksis,” tuturnya.
“Ini jelas sekali sebagai bentuk pelecehan yang dilakukan oleh aliran-aliran sesat terhadap umat Islam sekaligus terhadap fatwa yang telah dikeluarkan oleh MUI,” tandasnya. [AW]