JAKARTA, (Panjimas.com) – Belajar dan bermain adalah masa-masa terindah bagi anak-anak. Dari sinilah mereka mengenal dunia dan kehidupannya. Berinteraksi dan saling berbagi bersama teman merupakan kebahagiaan dan keceriaannya. Semua itu akan mereka dapatkan dalam suasana belajar yang nyaman dan aman, tidak diliputi ketakutan dan kekhawatiran.
Bebas bermain dan berekspresi menjadikan keceriaannya selalu terpancar di wajah mereka, baik ketika berada di luar kelas maupun saat berada di dalam kelas. Dengan bimbingan bapak dan ibu guru, mereka dapat tenang dalam menuntut ilmu.
Bagi anak-anak Indonesia tidaklah sulit mendapatkan tempat belajar yang nyaman dan aman. Lain halnya dengan anak-anak di bumi Syam baik Palestina maupun Suriah. Jangankan untuk mendapatkan kenyamanan, sekedar mendapatkan tempat yang tenang dalam belajar pun tak bisa mereka dapatkan. Bom-bom selalu mengincar dan menghujani sekolah mereka. Sekolah pun hancur, tidak ada lagi tempat belajar bagi mereka.
Kondisi seperti itulah yang mendorong Syam Organizer mengadakan program Sekolah Indonesia untuk Syam. Program ini berupaya membangkitkan kembali kesadaran hakikat ukhuwwah Islamiyah terhadap kaum muslimin di Bumi Syam, Palestina dan Suriah, dalam bentuk mewujudkan sekolah Indonesia di Bumi Syam sehingga anak-anak Palestina dan Suriah kembali dapat ceria dalam belajar dan bermain.
Saat ini Syam Organizer telah membangun Sekolah Indonesia untuk Syam di Suriah, dengan donasi yang berhasil dikumpulkan dari umat Islam Indonesia melalui Program School4Sham. Meski masih sederhana dan belum sempurna, sekolah tersebut menjadi impian anak-anak di sana. Sehingga mereka dapat kembali belajar di tempat seperti yang dulu pernah mereka dapatkan.
“Karenanya, Syam Organizer mengajak kepada seluruh umat Islam dimana pun berada khususnya di Indonesia untuk membantu anak-anak tersebut dalam mewujudkan impiannya melalui program Sekolah Indonesia untuk Syam (SIUS). Semoga Allah selalu meringankan langkah kita dalam menuju ridlo-Nya”, jelas Kadivprov Syam Organizer, Chairul Abu Usamah melalui release yang diterima panjimas Senin, (18/1/2016).[RN]