BEKASI (Panjimas.com) – Ketua Panitia Festival Kuliner Lintas Iman, Sinta Devi yang berasal dari Sekolah Tinggi Filsafat (Syiah) Sadra mengungkapkan, acara tersebut merupakan tindak lanjut dari pelatihan yang diadakan oleh Search for Common Ground di Hotel Sofyan, Jakarta beberapa waktu lalu.
“Dalam rangka Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari pelatihan yang diadakan oleh Search for Common Ground sekitar tiga atau empat bulan yang lalu di Hotel Sofyan Jakarta. Jadi kita ini hasil trainning Search for Common Ground tersebut, dalam rangka menyebarkan toleransi. Jadi, kita ingin memberitahu kepada masyarakat bahwa kita itu bisa hidup berdampingan dengan toleransi. Dan kita jauh menganggap konflik itu suatu hal yang negatif tapi meletakkan dia sebagai yang netral dan kita bisa menjadikan itu hal yang positif asal kita mau saling memahami perbedaan yang ada di tengah masyarakat,” kata Sinta kepada Panjimas.com, di Alun-alun depan Masjid Agung Al-Barkah, Kota Bekasi, pada Ahad (17/1/2016).
Sinta mengakui bahwa festival yang diikuti Syiah, Ahmadiyah, Kristen HKBP dan Buddha itu untuk menyebarkan misi mereka ke tengah masyarakat.
“Jadi, ketika mereka merasa ‘saya sunni’-“saya bilang syiah itu sesat, saya enggak tau apa itu Kristen, silahkan bertanya di tempat ini.” Kita menggunakan sudut pandang komunikasi dan interaksi untuk saling memahami tentang adanya toleransi dan perbedaan,” ungkapnya.
Ia pun menganggap setiap agama menyembah Tuhan yang sama hanya perbedaan cara penyebutan, secara fikih secara aqidah.
“Sebenernya semua agama itu mengajarkan kebaikan, mengajarkan saling menyayangi antar umat manusia, tetapi kenapa agama sering kali menjadi alasan untuk kita melakukan hal-hal tindak anarki. Jadi, kita ingin memberi ruang kepada masyarakat untuk berinteraksi dengan hal tersebut melalui makanan. Soalnya dengan makan itu kita bisa akrab,” tuturnya.
Tak hanya itu, kegiatan tersebut juga disponsori oleh LSM asal Amerika Serikat, Search for Common Ground.
“Jadi kita mengundang, kita memberikan modal kepada mereka. Ada undangan juga. Dari Sunni, Syiah,” ujarnya.
Padahal selama ini, aliran sesat Syiah selalu menggembar gemborkan anti Amerika dan mengecam kebijakan mereka yang mendukung Zionis Israel.
Ia juga tak malu-malu menyebut ada dua kubu Syiah yang ikut serta dalam festival kuliner lintas imat tersebut.
“Sunni di wakili oleh PMII, GP Ansor, Fatayat. OASE itu dari Syiah Irak, kalo SADRA itu Syiah Iran. Ada juga teman-teman Kristen Filadelfia,” ujarnya. [AW]