SOLO, (Panjimas.com) – Muallaf Center Soloraya (MCS) diresmikan pada Sabtu (16/1/2016) malam, di Kompleks Masjid Istiqlal, Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo. Hadir dalam acara tersebut beberapa tokoh muslim Solo, di antaranya Ustadz Aris Munandar (Ketua DDII Jateng) dan Prof. Zaenal Arifin Adnan (Ketua MUI Surakarta). Hadir pula rombongan aktivis Miallaf Center Yogyakarta (MCY).
Ketua Muallaf Center Indonesia (MCI) Dr. Steven Endro Wibowo, menjadi pengisi utama dalam acara. Dalam isiannya, mantan misionaris dan dosen theologi ini mengisahkan perjalanan MCI dari yang awalnya berupa milis hingga gerakan yang diistilahkan Street Dakwah.
“Mulanya pada 2003 pasca Bom Bali, kami bikin milis. Lalu kemudian bikin muallaf.com, dan pada perjalanan selanjutnya kami melakukan strret dakwah,” kenangnya.
Ia menambahkan, gerakan street dakwah tidak melulu berupa dakwah di jalanan, tapi bisa juga di pasar atau kantor. Ia mencontohkan bila ada teman kantor yang muslimah tapi belum berjilbab, maka bisa dilakukan street dakwah. Intinya, street dakwah itu upaya berdakwah secara personal, bukan berceramah di atas mimbar.
Steven juga menceritakan bahwa dirinya suka masuk ke cafe-cafe dan mengajak diskusi para bule.
“Saya suka ‘mencolek’ bule-bule di cafe-cafe. Mengajak mereka berdiskusi. Orang bule secara umum lebih mudah diajak berdiskusi karena mereka itu legika sekali,” terangnya.
Ia pun mengisahkan, bahwa pernah ada bule yang hanya dalam hitungan jam berdiskusi, langsung memutuskan untuk masuk Islam. “Itulah hidayah,” ujarnya.
Saat ada hadirin yang bertanya soal tips dalam ber-street dakwah, chinese yang suka fotografi ini mengatakan bahwa dirinya tak punya tips khusus.
“Saya nggak punya tips yang khusus ya. Orang punya cara yang beda-beda. Yang pasti kita harus melihat kultur budaya orang yang kita hadapi,” terangnya lagi.
MCS sendiri sebenarnya sudah dirintis mulai Maret 2015, dan sudah memiliki kegiatan yang meliputi bidang sosial, kemanusiaan, dan keagamaan. Dan pendiriannya diletar-belakangi oleh rasa keprihatinan bahwa banyak warga Soloraya yang menjadi muallaf, namun belum memiliki wadah yang mampu membina dan memberi bantuan atas segala persoalan yang mereka hadapi. Demikian yang tertulis dalam rilis yang dibagikan kepada hadirin saat acara tersebut. [IB]