YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Sekjen Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Drs. H. Ahmad Muhsin, mengaku pernah diberi sebuah tabloid bernama Gafatar dan buku profil singkat organisasi tersebut. Dirinya mengatakan bahwa waktu itu ada orang datang memberikan itu tanpa menjelaskan dan bicara banyak. Warga Kauman ini menunjukkan tabloid dan buku profil tersebut kepada Panjimas.com saat ditemui di kediamannya, Selasa sore (12/1/2016).
“Ya saya terima saja, masa orang dikasih kok menolak. Mungkin maksudnya saya diberi ini biar MUI tidak mengenggapnya sesat,” kisahnya agak berseloroh.
Tabloid tersebut tertulis Edisi Nopember 2014, namun Ahmad tidak ingat persisnya kapan itu diberikan kepadanya.
“Wah, saya tidak ingat itu, ndak saya catat. Pokoknya sudah lama, pas masih tenang-tenang itu,” lapornya.
Ia menginformasikan bahwa isi tabloid tersebut adalah pernyataan-pernyataan dukungan dari berbagai tokoh kepada Gafatar.
“Ini isinya dukungan dari berbagai tokoh di negeri ini. Gafatar itu pakai bendera Pancasila, dan aktif berkegiatan di bidang sosial. Lha siapa coba yang mau menolak? Maka inilah liciknya Gafatar. Gerakannya begitu kamuflasif dan silent sekali,” terangnya dengan penuh ekspresi. [IB]