JAKARTA (Panjimas.com) – Syaikh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber atau yang akrab disapa Syaikh Ali Jaber mengaku biasa saja menyikapi tudingan Wahabi atas dirinya.
Bahkan Syaikh Ali mengaku baru mendengar istilah Wahabi ketika dirinya tinggal di Indonesia.
“Justru saya baru mengenal kata Wahabi itu pas saya di Indonesia. Mungkin karena saya lahir dan besar di Madinah, lalu saya dianggap Wahabi. Padahal, keturunan saya dari Hadramaut , kenapa tidak dikatakan karena saya itu asal usulnya dari Hadramaut, Yaman tidak dibilang Sufi?” kata Syaikh Ali Jaber usai konferensi pers Wahdah Islamiyah yang digelar di RM Pulau Dua Komplek Taman Ria Senayan Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat, pada Senin (11/1/2016).
Syaikh Ali dengan santun juga menyampaikan bahwa dirinya tak mau membalas tudingan fitnah soal Wahabi.
“Sering saya terima tuduhan Wahabi, tapi saya tidak mau membalas, cukup saya berakata, saya orang Islam,” imbuhnya.
Namun ia berpesan sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar menjaga lisan.
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau hendaklah ia diam.” (HR. Bukhari).
Terakhir, ia mengimbau kepada kaum Muslimin untuk tidak bersikap subyektif kepada figur tertentu, namun bersikap obyektif dengan mengikuti kebenaran yang datang dari dienullah.
“Jangan kita mengikuti agama karena suka seorang guru, kita mengikuti agama karena kebenaran agama. Jangan kita memilih-milih,” imbuhnya. [AW]