JAKARTA (Panjimas.com) – Saksi ledakan bom di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Ruli Koestaman (32) menyatakan melihat ada tujuh orang yang menjadi korban dalam kejadian itu.
“Saya melihat korban ada tujuh orang, termasuk pelaku yang ditembak polisi,” kata Koestaman, kepada wartawan di sekitar lokasi kejadian, Kamis. (Baca: Enam Ledakan Bom Guncang Sarinah Disusul Baku Tembak)
Dia mengatakan pertama kali terjadi ledakan bom sekitar pukul 10.45 WIB disusul dengan ledakan kedua. Setelah itu terjadi baku tembak antara polisi dengan pelaku hingga terjadi lima ledakan susulan diselingi saling tembak.
“Pelaku menembak polisi lalu menembak yang lain secara brutal,” ujarnya.
Akses jalan ke lokasi kejadian telah ditutup untuk dilalui kendaraan maupun orang. Sejumlah gedung di sekitar lokasi juga telah dievakuasi. Terlihat beberapa personel polisi bersenjata lengkap berjaga-jaga.
Pelaku Berwajah Imigran
Seorang saksi mata mengatakan bahwa seorang pelaku bom bunuh diri berperawakan kecil dan berwajah non Indonesia, seperti seorang imigran, sedangkan kedai minum Starbucks ditembaki dan dibom dua kali oleh dua bom.
“Pelakunya kecil-kecil seperti imigran,” kata saksi mata yang juga Satpam Bank Mandiri, Tri Feranto, kepada Antaranews, Kamis.
Menurut Tri, dua polisi menderita luka berat, seorang warga meninggal dunia, dan seorang lainnya terluka parah.
“Pelaku meledakkan diri,” kata Tri.
Tri juga mengatakan para pelaku bom meledakkan diri di kafe Starbucks pukul 10.53 WIB.
“Setelah itu Starbucks diserang lagi,” kata Tri. Padahal menurut Tri, Starbucks saat itu sedang ramai dikunjungi para ekspatriat.
“Di dalam banyak bule,” sambung dia.
Menurut Tri, para pelaku yang jumlahnya banyak memburu polisi setelah meledakkan diri di Starbucks dan sebuah pos polisi.
Mereka juga menyerang mobil tentara yang berada di sana, kata Tri. Menurut Tri, tiga pelaku bom meninggal di tempat setelah meledakkan diri. [AW/Ant]