KAIRO, (Panjimas.com) – Media Israel News One baru-baru ini dalam sebuah laporannya telah memperingatkan bahwa jika Islamic State (IS) di Sinai tidak dapat ditangani serta reaksi terhadap serangan di perbatasan Mesir-Libya tetaplah lambat, rezim As-Sisi saat ini akan runtuh, kemudian Islamic State (IS) akan mengendalikan seluruh wilayah Afrika Utara, demikian mengutip laporan Almesryoon.com hari Ahad (10/01/2016), dilansir oleh MEMO
“Pasukan militer Mesir adalah salah satu dari 10 militer terbesar di dunia dan kekuatan militer Mesir adalah yang terbesar di Afrika dan Timur Tengah,” demikian menurut laporan itu, yang juga mencatat bahwa walaupun kekuatan militer Mesir tidak sekuat militer Israel, tetapi militer Mesir masih merupakan kekuatan yang besar dikarenakan jumlah pasukannya dan peralatan-peralatan militernya.
Menurut laporan itu, Islamic State (IS) sedang membangun powerbase (basis kekuatan) di sepanjang perbatasan Mesir-Libya dan akan segera mengendalikan seluruh pasokan dan sumber daya minyak Libya. “Kemudian, Ikhwanul Muslimin akan bersatu dengan Islamic State (IS) dan rezim As-Sisi akan berada dalam bahaya nyata,”.
Dalam laporan itu dipaparkan bahwa orang-orang Mesir sedang berjuang melawan Islamic State (IS) di Sinai, tetapi mereka melakukan perlawanan yang “lamban”, ini kemudian menimbulkan pertanyaan, mengapa kekuatan militer Mesir yang besar tidak mampu untuk mengakhiri kekuasaan Islamic State (IS) dengan cepat. Selain itu, dijelaskan pula bahwa sulit untuk memahami “ketidakpedulian” Mesir terhadap organisasi teroris.
Di bagian akhir, laporan itu menyimpulkan bahwa perubahan politik terbaru di Timur Tengah memungkinkan Israel untuk melihat kepentingan Israel dalam memperkuat Mesir, Arab Saudi dan Yordania, tidak hanya untuk melawan Islamic State (IS) , tetapi juga melawan Iran. [IZ]