MORO, (Panjimas.com) – BIFF (Bangsamoro Islamic Freedom Fighters) merupakan salah satu kelompok mujahidin yang masih sering melakukan perlawanan terhadap pemerintah demi mendirikan negara Islam di Kepulauan Mindanao di selatan Filipina. Semangat ini tak pernah padam sejak 2008, ketika BIFF masih menjadi bagian dari kelompok mujahidin terbesar di Filipina, Moro Islamic Liberation Front (MILF). Demikian dikutip dari CNN Indonesia. Rabu, (13/1/2016).
Kala itu, tak lama setelah MILF meneken Memorandum of Agreement on Ancestral Domain (MOA-AD) sebagai salah satu upaya damai dengan pemerintah Filipina, pemimpin pasukan bersenjata dari kelompok mujahidin tersebut, Umbra Kato, justru menggalang kekuatan.
Kato tak terima MILF mau berdamai dengan pemerintah demi mendapatkan sekadar perluasan daerah otonom dan kekuasaan di Mindanao. Semangat Kato masih berkobar untuk mendapatkan negara Islam independen dengan entitas Bangsamoro. Ia pun memutuskan untuk melanjutkan perjuangannya di bawah bendera baru, BIFF. Kato sendiri tewas pada April 2015 karena sakit. Raganya boleh mati, tapi semangat Kato terus hidup dalam BIFF.
Kini, ketika pemerintah dan MILF sudah menyepakati perjanjian damai terbaru dengan hasil berupa rancangan Hukum Dasar Bangsamoro (BBL), BIFF masih bertekad terus memperjuangkan satu negara Islam yang independen.
“Kami tidak ingin BBL karena tidak berguna dan tak ada artinya bagi kami. Kami akan terus melakukan perlawanan bersenjata sampai kami mendapatkan negara independen,” ujar Juru Bicara BIFF, Abu Misri, seperti dilansir CNN Indonesia.
Meskipun belum mengetahui strategi yang akan diterapkan untuk mendapatkan kemerdekaan, Misri sangat yakin BIFF bisa mewujudkan impian para leluhur gerakan mujahidin di Filipina.
“Kami harus menjalankannya dengan bertahap. Saya belum tahu tahapan-tahapannya, tapi saya akan belajar sedikit demi sedikit dengan bantuan ulama, Insya Allah kami akan membangun negara Islam. Di dalam Al-Quran, ada tertulis bahwa akan ada pihak-pihak yang membantu untuk mendirikan negara Islam,” ucap Misri.
BIFF bertekan dirikan negara Islam independen
Misri pun mengaku, sebenarnya tak menutup pintu bagi pemerintah untuk pembicaraan damai. Namun, BIFF akan tetap teguh pada pendiriannya, yaitu kemerdekaan di Mindanao.
“Jika pemerintah menawarkan negosiasi, kami mau. Namun, kami tidak akan memulai negosiasi. Kalaupun ada negosiasi, kami tetap menginginkan negara independen. Jika pemerintah menawarkan yang lain, terima kasih. Kami tidak butuh,” ucap Misri geram.
Pemerintah nasional sendiri juga sebenarnya sudah melancarkan operasi untuk melumpuhkan BIFF. Salah satu strategi yang digagas adalah Operasi Kuda Hitam yang sudah dimulai sejak Januari 2014 lalu.
Banyak pemimpin BIFF ditahan di operasi terakhir. Umbra Kato meninggal dunia karena penyakit jantung. Lebih dari 100 tewas dalam operasi terakhir. Masih terus berlanjut karena mereka juga masih menyerang militer, tapi mereka kecil. Perkara mudah sebenarnya, kita terus berusaha.[RN]