CILACAP (Panjimas.com) Ustadz Abu Bakar Ba’asyir angkat bicara dalam sidang Peninjauan Kembali (PK) yang digelar di Pengadilan Negeri Cilacap, Jawa Tengah.
Meski tengah diadili di meja hijau dengan sejumlah dakwaan dan vonis putusan yang menanti, keberanian Ustadz Abu Bakar Ba’asyir pantang surut.
Ketegaran Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dalam mengemban dakwah tauhid dan jihad, begitu panas bak menggenggam bara api. Kiyai karismatik ini berpegang teguh pada pernyataan sikap Asy-Syaikh Abu Dujanah Ash-Shamy, yang ia bacakan di hadapan majelis hakim dan para jaksa yang menuntutnya.
“Pernyataan sikap ulama Rabbani. Ulama Rabbani itu artinya ulama yang jujur, orang alim yang dia dengarkan perintah Allah, sebab ada orang alim yang dia dengarkan perintah syaitan,” kata Ustadz Abu Bakar Ba’asyir di ruang sidang PN Cilacap, Jalan Letnan Jenderal Soeprapto No.67, Cilacap Selatan Cilacap, Jawa Tengah pada Selasa, (12/1/2016).
Pernyataan sikap tersebut, seolah menjadi cermin bagi Ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang kini tengah menjalani vonis dan dakwaan zalim.
Sebelumnya, pernyataan sikap Ulama Rabbani tersebut telah ia tulis di dalam buku Tadzkiroh, yang ia tujukan kepada pemimpin bangsa Indonesia, dari mulai Presiden hingga Camat dan disebarkan secara gratis. Berikut ini pernyataan sikap Ulama Rabbani Selengkapnya.
“Jika kami mengatakan kebenaran pasti kami akan mati dan jika kami tidak mengatakan kebenaran pasti kami pun akan mati.
Maka kami akan mati dengan mengatakan kebenaran dan kami tetap akan mengatakan kebenaran. Meskipun taring taring anjing mencabik-cabik daging kami, meskipun paruh paruh burung mematuk-matuk kepala kami.
Hidup kami hanya untuk Allah, kami mati karena membela agama Allah.”
Usai membacakan pernyataan sikap tersebut, gemuruh pekikan takbir aktivis Islam bersahutan. Ustadz Abu Bakar Ba’asyir kemudian membacakan surat penegasan Peninjauan Kembali (PK) terkait pelatihan militer (i’dad) di pegunungan Jalin Jantho, Aceh. [AW]