YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Kemungkinan adanya operasi intelejen dalam kasus antara MUI dengan Ja’far Umar Thalib adalah masuk akal. Dimana terdapat banyak pihak, baik dari dalam maupun luar negeri yang memiliki kepentingan di Papua. Demikian yang disampaikan Abu Hanifah, pengurus Yayasan Ihya’us Sunnah pimpinan Ja’far Umar Thalib ketika ditemui Panjimas.com di kantornya, Jum’at (8/1/2016).
Abu menjelaaskan, mengingat sebenarnya konflik antara Muslim dengan orang Kristen seolah sudah menjadi nhal biasa sejak dulu, namun ketika terjadi keributan kecil antara santri Ja’far dengan sekelompok orang Kristen, mereka diminta untuk meninggalkan papua. Padahal sebenarnya di Polsek, konflik itu sudah didamaikan.
Maka ia menyebut memang kemungkinan ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membenturkan ja’far dan santri-santri yang menjadi tim da’i di sana dengan kaum muslimin setempat. Abu mengatakan, dengan melihat sepak terjang dakwah Ja’far di Ambon dan Poso, maka pihak-pihak yang berkepentingan di Papua merasa gerah dengan keberadaan Ja’far, karena bisa mengancam kepentingan mereka.
“Karna kita tahu banyak orang yang punya kepentingan di sana. Jadi kemungkinan permainan intelejen itu bisa, yang mana dari pihak intelejen berusaha mrmbenturkan Ustadz Ja’far dengan kaum muslimin di sana. Karena mereka merasa gerah dengan melihat sepak terjang beliau di Ambon, Poso,” terang Abu. [IB]