GAZA, (Panjimas.com) – Amanah dari Kaum Muslimin di Indonesia untuk rakyat Palestina berupa 1 Unit mobil Ambulance sudah di terima oleh rakyat Palestina melalui Kementrian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza.
Mobil Ambulance tersebut berasal dari sumbangan NGO Indonesia dibawah koordinir Bulan Sabit Merah Indonesia Jakarta Raya, Bulan Sabit Merah Indoenesia Depok, Bulan Sabit Merah Indonesia Kalimantan Timur, dalam hal ini proses penyerahannya dibantu oleh Abdillah Onim, WNI yang kini mentap di Jalur Gaza Palestina sejak tahun 2009.
Mobil Ambulance yang dilengkapi dengan tempat tidur pasien, tandu otomatis dan lemari obat-obatan khusus Ambulance, nantinya akan di manfaatkan oleh pihak Kementrian Kesehatan di Gaza Palestina, dan diserahkan ke Rumah Sakit Yusuf Al-Najjar Rumah Sakit pemerintah Palestina yang terletak di Rafah Gaza Selatan.
Direktur Umum bagian Transportasi di Menkes Gaza Palestina, Ustadz Atif Diyab Ramlawy, saat ditemui Abdillah Onim di Kantornya, beliau menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia, Menkes RI dan kepada seluruh rakyat Indonesia juga Kaum Muslimin di Indonesia, terlebih kepada teman-teman Bulan Sabit Merah Indonesia Raya atas bantuan dan hadiah berupa 1 unit mobil ambulance lengkap, serta bantuan-bantuan sebelumnya dari rakyat Indonesia seperti obat-obatan dll.
Sang Direktur menambahkan bahwa, “Memang hingga kini kami khususnya Menkes Gaza Palestina sedang mengalami krisis Kemanusiaan seperti krisis obat-obatan, krisis peralatan kesehatan bahkan ini bertepatan disaat kami membutuhkan Ambulance untuk evakuasi pasien, sangat membantu mengurangi krisis yang masih kami alami, jangan lupa dengan kondisi krisis kesehatan di Gaza Palestina karena masih diblokade oleh Israel” Tegas Ustadz Atif Diyab.
Perlu kami sampaikan bahwa mobil Ambulance ini diadakan di Gaza, kami beli mobil di Gaza, kemudian membelikan alat kesehatan dan di pasang oleh tim medis yang ada di Gaza dengan Total Bantuan 41.000 USD, karena untuk kondisi saat ini sangat mustahil mendatangkan bantuan kemanusiaan khususnya bantuan mobil ambulance dari Luar dan dibawah masuk ke Gaza, penyebab utama adalah akses menuju Gaza sangat beresiko karena di wilayah Sinai Utama Mesir sering terjadi baku tembak, dengan demikian berimbas pada tertutupnya pinut perbatasan Rafah pintu perlintasan Gaza-Mesir.
“Dengan demikian, semua bantuan Kemanusiaan bagi warga Gaza hanya satu solusi yaitu kita belikan di wilayah Gaza, ini alternatif satu-satunya, karena dibalik blokade Gaza yang di lakukan oleh pemerintah Israel pun ada keuntungan pendapatan tersendiri bagi pemerintah Israel dimana mereka bebas memasok barang dagangan mereka ke wilayah Gaza dipasok melalui pintu perbatasan antara Gaza-Israel. Ujar Kareem Abo Saleem Border.
Dan pada tahun 2015 pintu Rafah hanya dibuka 22 hari saja, alasan utama adalah krisis dan kontak senjata yang masih terjadi di wilayah Sinai Utara Mesir, sangat mengganggu akses menuju Gaza.[RN]