AMMAN, (Panjimas.com) – Menanggapi penyerangan brutal terhadap Kedutaan dan Konsulat Saudi di Iran, Pemerintah Yordania, Qatar dan Uni Emirat Arab mengutuk keras aksi penyerbuan itu dan mengatakan bahwa aksi tersebut merupakan pelanggaran terhadap hukum dan konvensi internasional, dilansir oleh Bahrain News Agency.
Menteri Negara Urusan Media dan Juru Bicara Pemerintah Yordania, Mohammad Momani menyuarakan solidaritas Yordania dan dukungan pemerintahannya kepada Arab Saudi dalam menghadapi ekstremisme dan terorisme.
Momani juga mengutuk campur tangan Iran terhadap kebijakan Arab Saudi dan retorika anti-Saudi menyusul eksekusi 47 terpidana mati baru baru ini dilansir oleh, Yordania News Agency.
Momani mengatakan bahwa misi diplomatik seharusnya dilindungi dan dihormati sesuai dengan hukum internasional.
Demonstran Iran yang menyerbu Kedutaan Besar Saudi di Teheran pada Ahad dini hari telah menyulut kebakaran dan perusakan gedung sebelum diusir oleh polisi.
Sejalan dengan Yordania, Uni Emirat Arab, merespon penyerbuan Kedutaan Saudi itu dengan memanggil Duta Besar Iran di UEA, dilansir oleh Emirates News Agency (WAM)
“Tindakan ini merupakan pelanggaran atas konvensi dan norma-norma internasional,” demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri UEA.
Mengutip WAM, Pemerintah Uni Emirat Arab telah memberi peringatan keras dan protes tertulis atas Teheran kepada Duta Besar Iran di UAE, Mohammed Reza Fayyad. “Sebuah intervensi dalam urusan kedaulatan terhadap Negara persaudaraan Kerajaan Arab Saudi.”
Sejalan dengan Yordania, dan Uni Emirat Arab, pada hari Ahad (03/01/2016) Pemerintah Qatar turut mengecam keras serangan terhadap Kedutaan Saudi dan Konsulatnya di Iran, dilansir oleh Qatar News Agency
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu merupakan pelanggaran yang jelas dari Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Konsuler.
Kementerian Luar Negeri Qatar meminta pemerintah Iran untuk memberikan perlindungan yang diperlukan terhadap misi diplomatic dan mengambil langkah-langkah hukum yang sesuai terhadap mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu.
Pernyataan itu juga menekankan dukungan Negara Qatar untuk Kerajaan Arab Saudi dalam semua ancaman terhadap keamanan dan stabilitas.
Ketegangan terjadi antara Iran dan Arab Saudi pasca eksekusi mati ulama Syiah dan insiden penyerangan Kedubes Arab Saudi di Teheran dan Konsulatnya di Masyhad. Menanggapi penyerbuan brutal dan pembakaran atas Kedutaannya, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, meminta seluruh diplomatnya di Iran untuk segera meninggalkan Negara itu, secepatnya, dilansir oleh Reuters.
Mengutip AFP, Senin (04/01/2016), Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir mengatakan dalam konferensi persnya bahwa Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran setelah para demonstran menyerang kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran. Lebih lanjut, al-Jubeir juga mengatakan bahwa seluruh diplomat Iran harus segera angkat kaki dari Arab Saudi dalam kurun waktu 48 jam.
Tindakan Riyadh mengeksekusi mati seorang ulama Syiah Nimr al-Nimr (56) atas dakwaan terorisme, telah berbuntut panjang. Kedutaan Arab Saudi di Teheran diserbu massa dan dilempari bom molotov.
Sebelumnya, Negara-negara Teluk Arab, terutama Bahrain telah lama Teheran melakukan intervensi dalam urusan nasional mereka.
Pada hari Ahad (03/01/2016), 6 anggota blok Regional Gulf Cooperation Council (GCC) menyatakan dukungan atas pertarungan Saudi melawan “terorisme.” yang sedang berlangsung kini.[IZ]