GAZA, (Panjimas.com) – Sejak pecah Intifadha III awal bulan Oktober tahun 2015 hingga kini sudah memasuki hari ke 127, perlawanan atau Intifadha rakyat Palestina kian bergejolak dan seakan tidak ada solusi dalam meredahkan perlawanan ini. Demikian Abdillah Onim melaporkan.
Agak sulit merendam atau menghentikan proyek rakyat Palestina dengan yang kita kenal Intifadha atau perlawanan, sulit karena ini adalah kehendak rakyat bukan promotor Faksi. Di lain sisi, Faksi Hamas selalu menyuarakan persatuan dan menyatukan kekuatan antara semua elemen masyarakat yang ada di Palestina, hasil nya bukan nihil akan tetapi belum terlihat respon atau tanggapan dari masing-masing Faksi yang ada di Palestina.
Di Palestina sendiri semua Faksi masih terpecah dan masing-masing punya strategi yang berbeda khususnya soal pandangan politik, Walaupun hilir nya tetap yang namanya perjuangan agar terbebas dari penjajahan yahudi dan yang super penting adalah usaha dalam membebaskan masjid Alaqsa almubarok.
Ada sekitar Lima Faksi yang ada di Palestina yaitu Faksi Fatah, Faksi Hamas, Jihad Islami, Jabhah Sya’biyyah, Jabhah Democratiyah.
Tidak bersatu, satukan misi maka jangan dulu bermimpi untuk bebaskan masjid Alaqsa dan Palestina alias bercerai berai terpecah pecah.
Intifadha III memasuki hari ke 127 dan menewaskan 144 orang warga Palestina, 27 diantaranya anak-anak, 7 orang Muslimah serta lebih dari 16.000 mengalami luka-luka (Info resmi Menkes Palestina).
Perlawanan yang di lakukanoleh warga Palestina atas militer Yahudi dengan berbagai cara dan operasi seperti Menusuk militer Yahudi dengan menggunakan pisau atau membacok menggunakan kapak, operasi dengan melindas militer Yahudi, face to face menembak militer Yahudi dengan menggunakan senpi baik itu di jantung pusat yaitu atau di Tel Aviv ibu kota israel dan wilayah-wilayah Jerusalem dan tepi barat.
Dan hari ini, penembak jitu (Sniper) dari pejuang Palestina berhasil menembak militer Yahudi tepatnya di wilayah Khalil Tepi Barat, ya hingga detik ini masih berlangsung face to face antara pejuang Palestina di Tepi Barat dengan militer Yahudi.
“Sejarah mencatat bahwa dari berbagai Intifadha baik Intifadha 1 dan Intifadha II, tercatat terlama adalah Intifadha III. Hampir tidak ada cela untuk harapan berdamai antara rakyat Palestina dengan yahudi israel, sulit” ungkap Abdillah Onim dalam reportasenya.
Karena berkali-kali saya turun lapangan untuk melakukan liputan di perbatasan antara Gaza dan israel, warga Gaza pun penuh semangat mendukung Intifadha III, walau nyawa dan darah taruhannya, tercatat 25 warga Gaza yang Gugur dalam melakukan perlawanan menghadapi militer Yahudi.
Konflik Palestina-Israel, misi utama yahudi israel adalah pemusnahan etnis Arab Palestina dari bumi Palestina dan menghancurkan Masjid Alaqsa almubarok awwalukiblatain Syarifain kiblat pertama Islam dunia.
Masjid Alaqsa kini dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, baik secara mentalitas maupun penodaan secara fisik. Hari ini dan hampir setiap hari warga yahudi israel di kawal ketat militer Yahudi mereka merangsek masuk ke dalam lokasi masjid Alaqsa dan membuat keributan dengan cara berjoget ria, ya usaha mengikis mentalitas kaum Muslimin Palestina yang berada di dalam Masjid Alaqsa.
“Kini sebagian besar bangunan fisik masjid Alaqsa persis di bawahnya sudah dibangun dan masih berlangsung pembangunan terowongan, ini yang saya sebut misi utama untuk meroboh kan masjid Alaqsa, rata dengan tanah” ujarnya.
Sekali lagi saya tegaskan bahwa rakyat Palestina mereka owner dari isu Palestina, persoalan persoalan hak milik rakyat Palestina.
Perlu saya garis bawahi bahwa tidak hanya kaum Muslimin Palestina yang menjadi korban kebiadaban militer Yahudi, akan tetapi yang beragama Kristen pun ikut menjadi korban baik pembakaran gereja maupun kekerasan secara fisik.[RN]